FORMULASI MASALAH DALAM METODE PENELITIAN
Pengertian
Rumusan Masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan
penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahan
masalahnya. Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari identifikasi
masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, rumusan masalah ini merupakan
pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan
diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Suatu
perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah pertanyaan atau
dari masalah. Masalah yang telah dirumuskan dengan baik, tidak hanya membantu
memusatkan pikiran, sekaligus juga mengarahkan cara berpikir kita. Tujuan Utama
Penelitian Ilmiah yaitu untuk mencari hubungan atau membedakan dua variabel atau lebih secara konsepsional. Oleh karena itu, rumusan masalah sebaiknya dikaitkan dengan tujuan tersebut. Peneliti sebaiknya menggunakan kata-kata hubungan atau perbedaan, contohnya yaitu korelasi. Karena korelasi merupakan terminologi statistika. Menurut Garis Besarnya, rumusan masalah dapat dibagi atas rumusan masalah deskriptif, rumusan masalah komparatif dan juga rumusan masalah asosiatif. Contoh-contoh rumusan masalah yang dimaksud sebagai berikut.
Penelitian Ilmiah yaitu untuk mencari hubungan atau membedakan dua variabel atau lebih secara konsepsional. Oleh karena itu, rumusan masalah sebaiknya dikaitkan dengan tujuan tersebut. Peneliti sebaiknya menggunakan kata-kata hubungan atau perbedaan, contohnya yaitu korelasi. Karena korelasi merupakan terminologi statistika. Menurut Garis Besarnya, rumusan masalah dapat dibagi atas rumusan masalah deskriptif, rumusan masalah komparatif dan juga rumusan masalah asosiatif. Contoh-contoh rumusan masalah yang dimaksud sebagai berikut.
Penelitan ialah
suatu kegiatan untuk memilih judul, merumuskan masalah, kemudian diikuti dengan
pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan
metode ilmiah secara efisien dan sistematis yang hasilnya berguna untuk
mengetahui suatu keadaan atau masalah dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan
atau untuk membuat keputusan dalam rangka pemecahan masalah.
Menurut
Indriantoro dan Supomo (1999), penelitian dapat dilihat sebagai proses yang
mencakup dua tahap: penemuan masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah
dalam penelitian meliputi: identifikasi bidang masalah, penentuan pemilihan
pokok masalah (topik) dan perumusan atau formulasi masalah. Penemuan masalah
merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena masalah penelitian
mempengaruhi strategi yang diterapkan dalam pemecahan penelitian. Seperti yang
dikemukakan oleh Einstein dan Infield dalam (Indriantoro dan Supomo, 1999),
formulasi masalah penelitian sering merupakan tahap penelitian yang jauh lebih
esensial dibandingkan dengan tahap pemecahan masalah. Bahkan menurut Isaac dan
Michael dalam (Indriantoro dan Supomo, 1999), formulasi masalah penelitian
dengan baik merupakan setengah dari tahap pemecahan masalah. Tidak mudah bagi peneliti untuk merumuskan
masalah penelitian, terutama bagi penelitian pemula. Masalah penelitian yang
sering dirumuskan terlalu umum sehingga dengan pokok permasalahan yang tidak
jelas akan menyulitkan tahap pemecahan masalah, yang meliputi penentuan
konsep-konsep teoritis yang ditelaah dan pemilihan metode pengujian data.
Semakin spesifik perumusan masalah, penelitian semakin mudah dilakukan
pengujian secara empiris, perlu pendekatan sistematis untuk merumuskan masalah
penelitian yang baik memudahkan tahap pemecahan masalah sehingga memudahkan
pula untuk menetapkan suatu tujuan penelitian. Mengingat arti penting dari
masalah tersebut, maka alangkah baiknya apabila pengetahuan mengenai masalah
yang mencakup pengertian, serta proses penentuan masalah sampai proses
perumusan masalah dapat dipahami secara lebih mendalam.
Perumusan Masalah Penelitian
Setelah masalah
diketahui, selanjutnya dibuat suatu rumusan masalah. Rumusan masalah dapat
diartikan sebagai suatu pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang
lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan
masalah (Suryabrata, 2000). Lebih lanjut Notohadiprawiro (2006) menjelaskan
bahwa, merumuskan masalah berarti mendeskripsikan dengan jelas masalah yang
dihadapi atau proses penyederhanaan masalah yang kompleks, menjadi masalah yang
dapat diteliti atau dapat juga diartikan sebagai merumuskan kaitan-kaitan
antara kesenjangan pengetahuan ilmiah atau teknologi yang akan diteliti dengan
kesenjangan pengetahuan ilmiah yang lebih luas. Rumusan masalah penelitian
biasanya terdiri atas beberapa kalimat pertanyaan yang dibuat secara jelas dan
tegas yang dapat mengarahkan solusi atau alternatif solusinya. Perumusan persolan adalah sangat penting dan
justru merupakan syarat untuk bisa memakai prosedur ilmiah, sebab akan
memudahkan di dalam pengarahan pengumpulan data dalam rangka untuk memperoleh
relevan data. Merumuskan persolan berarti merinci lebih lanjut persoalan yang
masih umum sifatnya, kalau perlu mempersempit persolan agar menjadi lebih
professional serta membuat daftar soal-sola yang akan diselidiki (list of
problem) dengan demikian memudahkan untuk pembuatan data yang diperlukan yang
berhubungan dengan persoalan-persolan tersbut (list of relevant data). Hal ini
memudahkan pembuatan questionnaire (Subiyanto, 1999). Tujuan dilakukannya
perumusan masalah adalah Pada dasarnya merumuskan persolan bertujuan untuk
memperjelas ruang lingkup penelitian, serta agar peneliti maupun pengguna hasil
penelitian mempunyai persepsi yang sama dengan penelitian yang dihasilkan. Berdasarkan
Indriantoro dan Supomo (1999), di dalam rangka perumusan persoalan penelitian
perlu diperhatikan beberapa syarat yang sangat berguna untk mendalami persoalan
yang sedang dalam penyelidikan sehingga dapat dirumuskan dengan mudah.
Syarat-syarat
tersebut yang perlu diperhatikan ialah sebgai berikut:
1. Mendapat informasi dari tangan pertama
(first hand information)
Maksudnya ialah agar memperoleh
ide-ide baru atau memperjelas persoalan yang sedang dihadapi dengan menanyakan
langsung kepada orang yang berkepentingan atau yang paling mengetetahui
masalahnya. Misalnya persolan perdangangan ditanyakan kepada pejabat dari
Departemen Perdagangan, persoalan pertanian kepada pejabat Departemen Pertanian
persoalan perikanan kepada pejabat Departemen Perikanan dan lain sebagainya.
2. Mempelajari semua informasi yang mungkin
ada dengan membaca literatur-literatur (by reading)
Mempelajari literatur serta
pengalaman-pengalaman orang lain sebetulnya sudah berarti mempelajari subjek
penelitian itu sendiri. Literatur-literatur yang digunakan dapat berupa
buku-buku, majalah, jurnal, atau bentuk publikasi-publikasi lainnnya. Dengan
bantuan informasi yang diperoleh melalui literatur- literatur atau
pengalaman-pengalaman orang lain ditambah dengan ketajaman daya fikir sendiri,
orang yang melakukan penelitian (researcher) mencoba untuk menganalisis
hubungan factor-faktor (relationship among the factors) dan kekuatan-kukuatan
(forces) di dalam persolan berdasarkan logika, konsep-konsep serta hokum-hukum
ilmu pengethuan yang telah dipelajarinya. Di dalam usaha mengenal literatur,
pedoman-pedoman yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Pelajari hasil-hasil yang telah dikemukakan
orang lain dalam bidang yang bersangkuatan atau dalam bidang yang hampir
bersamaan
b. Pelajari metode-metode penelitian yang
telah dipergunakan
c. Kumpulkan data dari sumber-sumber yang
telah ada
d. Pelajari analisis—analisis yang telah dibuat
3. Masalah harus dirumuskan dengan jelas,
singkat dan padat serta tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda.
4. Hendaknya dilakukan pembatasan masalah yang
bertujuan agar penelitian dapat mengarah ke inti masalah yang sesungguhnya maka
diperlukan pembatasan penelitian sehingga penelitian yang dihasilkan menjadi
lebih fokus dan tajam.
5. Rumusan masalah hendaknya dapat
mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
6. Rumusan masalah hendaknya dinyatakan dalam
kalimat Tanya.
7. Memberi petunjuk dimungkinkannya
pengumpulan data dan adanya metode Pemecahannya.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
Indriantoro dan Supomo (1999), menetapkan tujuan meliputi beberapa hal sebagai
berikut:
1. Pengenalan/identifikasi masalah
2. Jangkauan proyek penelitian
3. Sifat dan landasan yang mendasari
4. Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan
penelitian harus selalu konsisten dengan rumusan masalah. Berapa banyak masalah
dirumuskan, sebanyak itu pula tujuan yang akan dicapai. Untuk itu, perlu
ditetapkan suatu tujuan penelitian berdasarkan persoalan yang dipilih. Tujuan
yang jelas memberikan landasan untuk perancangan proyek penilitian, untuk
pemilihan metode yang paling tepat dan untuk pengolahan proyek setelah dimulai
serta memberikan bentuk dan makna bagi laporan akhir.
Menurut Sugiono
(1999) Tujuan penelitian hendakanya harus dirumuskan secara spesifik dan jelas
yaitu mengenai kejadian apa, dimana, bilamana terjadinya dan bagaiamana.
Kaburnya tujuan penelitian akan berakibat kaburnya hasil penelitian yang akan diperoleh.
Dengan menentukan tujuan penelitian secara singkat dan jelas, researcher dapat
menyaring data apa saja yang benar-benar diperlukan artinya yang relevan
terhadap persoalan, sehingga dengan demikian akan mempermudah pembuatan daftar
pertanyaan (questionnaire) yang akan dipergunakan untuk memperoleh data
tersebut.
Berdasarkan Suryabrata (2000),
menurut tujuannya maka penelitian dikategorikan menjadi 4 yaitu:
1. Untuk memperoleh familiaritas (familiarity)
dari suatu fenomena atau mencari hubungan-hubungan baru (new relationship),
agar bisa merumuskan persoalan penelitian lebih tepat lagi dan dapat pula untuk
menentukan hipoteis. Dalam hal ini persoalan riset terlalu luas dan sifat
exploratif (mencari/menyelidiki) dalam upaya menemukan pengetahuan baru.
2. Untuk mengetahui atau memperoleh gambaran
tentang sesuatu dengan jelas. Menguraikan karakerustik atau sifat-sifat dari
suatu keadaan. Untuk menentukan frekuensi terjadiya suatu peristiwa (event)
tertentu. Biasanya disertai atau tidak disertai dengan hipotesis-hipotesis.
Descriptive studies bertujuan untuk menguraikan tentang suatu keadaan pada
waktu tertentu dalam upaya pengembangan pengetahuan.
3. Experimental studies bertujuan untuk
menguji hipotesis-hipotesis. Tentang adanya hubungan antara variable-variabel
dalam upaya untuk mengetahui sebab akibat. Penelitian ini berupa
percobaan-percobaan dalam upaya untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Forecast study (studi peramalan) untuk
mendapatakan data peramen sebagai dasar perencanaan. Tujuan Penelitian ini
bersifat prediktif.
SUMBER :
Husaini Usman dan Purnomo, 2008.
Metodologi Penelitian Sosial. Penerbit PT Bumi Aksara : Jakarta.
Indriantoro, N dan B. Supomo. 1999.
Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Notohadiprawiro, T. 2006. Metode
Penelitian dan Penulisan Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Purwanto, E. 2008. Metode
Penelitian Remaja. http://metodekir.blogspot.com [20 Desember 2009].
Subiyanto. 1999. Metode Penelitian
Akuntansi. Yogyakarta: STIE YKPN.
Sugiono. 1999. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, I. 2000.
Langkah-Langkah Penelitian. http://ibnurusdi.wordpress.com [20 Desember 2009].