METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN

Pengertian Metode Penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian akan dilaksanakan. Metode penelitian ini sering dikacaukan dengan prosedur penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga hal tersebut saling berhubungan dan sulit dibedakan. Penelitian   (research)   merupakan   rangkaian   kegiatan   ilmiah   dalam   rangka
pemecahan suatu permasalahan. Jadi penelitian merupakan bagian dari usaha pemecahan
masalah.   Fungsi   penelitian   adalah   mencarikan   penjelasan   dan   jawaban   terhadap
permasalahan   serta   memberikan   alternatip   bagi   kemungkinan   yang   dapat   digunakan
untuk   pemecahan   masalah.   Penjelasan   dan   jawaban   terhadap   permasalahan   itu   dapat
bersifat abstrak dan umum sebagaimana halnya dalam penelitian dasar
(basic research)
dan   dapat   pula   sangat   konkret   dan   spesifik   seperti   biasanya   ditemui   pada   penelitian
terapan (applied research). Penelitian dasar biasanya tidak langsung memberikan informasi yang siap pakai untuk   penyelesaian   permasalahan   akan   tetapi   lebih   menekankan   bagi   pengembangan model   atau   teori   yang   menunjukkan   semua   variable   terkait   dalam   suatu   situasi   dan berhipotesis   mengenai   hubungan   di   antara   variable­variabel   tersebut.   Oleh   karena   itu tidak jarang pemecahan permasalahan baru dapat  dicapai lewat pemaduan hasil beberapa penelitian yang berkaitan.
Metode penelitian membicarakan megenai tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur penelitian dan teknik penelitian.
Menurut Nazir, seorang peneliti sebelum melaksanakan penelitian, sebaiknya menjawab terlebih dahulu tiga buah pertanyaan, yaitu :
1. Urutan kerja apakan yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian ?
2. Alat-alat apakah yang akan digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data ?
3. Bagaimana melakukan penelitian tersebut ?
 Contoh metode penelitian :
Apabila dalam sebuah penelitian, yang dibicarakan adalah pelaksanaan percobaan di lapangan, di mana dalam penentuan plot, pertama-tama dilakukan pembagian daerah menjadi beberapa blok, kemudian setiap blok dibagi lagi dan seterusnya, maka yang dibicarakan adalah prosedur penelitian. Jika, yang dibicarakan adalah penggunaan interview atau wawancara sebagai alat pengumpulan data, maka yang dibicarakan adalah teknik penelitian. Jika yang dibicarakan adalah bagaimana penelitian dilakukan, yaitu dengan prosedur dan alat bagaimana suatu penelitian dilakukan, maka yang dibicarakan adalah metode penelitian.
Jadi, dalam metode penelitian ini tercakup prosedur penelitian dan teknik penelitian.

Karakteristik Penelitian
Penelitian (ilmiah) mempunyai delapan karakteristik utama yaitu : ada tujuan, ada
keseriusan,   dapat   diuji,   dapat   direplikasikan,   mengandung   presisi   dan   keyakinan,
obyektif, berlaku umum dan efisien.
a.       Ada tujuan.
Penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas. Suatu penelitian dimaksudkan untuk
dapat   membantu   pemecahan   masalah.   Walaupun   penelitian   tidak   memberikan
jawaban   langsung   terhadap   permasalahan   akan   tetapi   hasilnya   harus   mempunyai
kontribusi   dalam   usaha   pemecahan   masalah.   Hasil   penelitian   harus   memberikan
penjelasan   akan   fenomena   yang   menjadi   pertanyaan   penelitian   dan   harus   dapat
melandasi   keputusan   serta   tindakan   pemecahan   permasalahan.   Oleh   karena   itu
penelitian memiliki tujuan yang lebih luas daripada sekedar melihat hubungan yang
terjadi  di antara  variabel  atau gejala  yang diteliti.  Penelitianpun  mempunyai  tujuan
yang   lebih   dalam   daripada   sekedar   memperlihatkan   perbedaan   yang   ada   di   antara
kelompok­kelompok subyek yang terlibat sebagai sampel.
b.      Ada keseriusan.
Keseriusan dalam penelitian berarti ada kehati­hatian, ketelitian, dan ada kepastian.
Untuk   itu   diperlukan   adanya   dasar   teori   yang   baik   dan   rancangan   penelitian   yang
mantap   sehingga   keseriusan   penelitian   meningkat   pula.   Oleh   karena   itu   penelitian
harus didasarkan pada jumlah sampel yang cukup yang dipilih dengan metode yang
benar dan daftar pertanyaan harus disusun secara tepat.


c.       Dapat diuji.
Suatu   penelitian   sebaiknya   menampilkan   hipotesis   yang   dapat   diuji   dengan
menggunakan   metode   statistik   tertentu.   Pengujian   ini   didasarkan   atas   pengalaman­
pengalaman lembaga lain dan juga atas dasar hasil penelitian sebelumnya. Dari hasil
uji hipotesis itu dapat ditemukan apakah hipotesis itu ditolak atau tidak ditolak.
d.      Dapat direplikasikan.
Hasil   suatu   penelitian   tercermin   dari   hasil   uji   hipotesis.   Hasil   uji   hipotesis   yang
merupakan   penemuan   penelitian   itu   harus   berkali­kali   didukung   dengan   kejadian
yang sama apabila penelitian itu dialkukan berulang­ulang dalam kondisi yang sama.
Kalau hal itu terjadi (penemuan yang sama dalam kondisi berulang kali terjadi), maka
kita mempunyai keyakinan bahwa penelitian kita itu bersifat ilmiah. Dengan kata lain
hipotesis kita itu tidak ditolak bukan karena kebetulan.
e.       Presisi dan Keyakinan.
Dalam   penelitian   sosial,   ekonomi   dan   manajemen   jarang   sekali   kita   menemukan
kesimpulan yang pasti atas dasar data yang kita kumpulkan karena kita tidak mungkin
mempelajari   hal­hal   yang   bersifat   keseluruhan   (populasi)   yang   ada   di   dalam
masyarakat. Kita hanya dapat mempelajari sebagian dari keseluruhan itu (sampel) dan
menarik kesimpulan atas dasar sampel tersebut. Kemungkinan besar sampel yang kita
ambil tidak mencerminkan sifat­sifat yang pasti dari gejala­gejala yang kita pelajari.
Namun   kita   ingin   merancang   suaru   penelitian   sedemikian   rupa   sehingga
penemuannya   mendekati   kebenaran   (presisi   tinggi)   dan   kita   dapat   memiliki
keyakinan (confidence) terhadap penemuan tersebut.
Presisi   menunjukkan   seberapa   dekat   penemuan   itu   terhadap   realita   (atas   dasar
sampel   yang digunakan).   Dengan kata   lain  presisi  mencerminkan  derajat  kepastian
dari   penemuan   terhadap   gejala   yang   dipelajari.   Sebagai   contoh   kalau   kita
memperkirakan   jumlah   rata­rata   hari   yang   hilang   karena   tidak   hadir   kerja   berkisar
antara   35   dan   45   hari,   dan   terbukti   angka   ketidak   hadiran   kerja   yang   sebenarnya
adalah 35 hari, maka perkiraan kita akan lebih tepat (precise) dibandingkan perkiraan
rata­rata hari hilang karena ketidakhadiran antara 20 dan 50 hari per tahun. Angka
perkiraan   ini   disebut   dengan   confidence   interval,   dan   inilah   yang   dimaksudkan
dengan presisi.
Selanjutnya   keyakinan   (confidence)   menunjukkan   kemungkinan   dari   kebenaran
estimasi yang dilakukan. Hal estimasi tidak hanya perlu tepat tetapi juga dikatakan
bahwa   95   %   dari   seluruh   kesempatan   yang   ada   akan   ditemukan   bahwa   hasil
penelitian benar dan 5 % menyatakan bahwa penemuan tidak benar. Pada umumnya
penemuan itu diterima da biasanya dinyatakan sebagai derajat kepastian (significance
level)   sebesar   5   %.   Semakin   tepat   dan   meyakinkan   sasaran   penelitian   kita   akan
semakin   ilmiah   penyelidikan   yang   dilakukan   semakin   berguna   pula   hasil
penelitian itu.
f.       Obyektivitas.
Kesimpulan yang diambil oleh suatu penelitian harus bersifat obyektif, artinya harus
didasarkan pada fakta yang diperoleh dari data aktual dan bukan atas dasar penilaian
subyektif   dan   emosional.   Kalau   kesimpulan   hanya   didasarkan   atas   apa   yang
dipercaya  oleh penelitian  itu sendiri tidak diperlukan  lagi tetapi  hal ini tidak  dapat
dibenarkan.
g.      Berlaku umum.
Hasil penelitian yang berlaku umum menunjuk pada cakupan dari ada tidaknya hasil
penelitian itu diterapkan dalam berbagai keadaan. Semakin luas cakupan penerapan
yang   dapat   ditimbulkan   oleh   hasil   penelitian   itu   akan   semakin   berguna   penelitian
tersebut bagi mereka yang menggunakannya. Jadi semakin berlaku umum hasil suatu
penelitian   akan   semakin   berguna   penelitian   tersebut.   Sesungguhnya   tidak   banyak
hgasil penelitian yang dapat diberlakukan secara umum untuk keadaan dan organisasi
yang   berbeda­beda   ataupun   di   tempat   yang   berbeda.   Hal   ini   memerlukan   syarat
ketelitian dalam rencana pengambilan sampel maupun metode penelitiannya.
h.      Efisien.
Kesederhanaan dalam menjelaskan gejala­gejala yang terjadi dan aplikasi pemecahan
masalahnya   seringkali   lebih   disukai   daripada   kerangka   penelitian   yang   kompleks
yang menunjukkan sejumlah variabel yang sulit untuk dikelola. Jadi efisiensi dapat
dicapai   bila   kita   dapat   membangun   kerangka   penelitian   yang   melibatkan   sedikit
variabel  namun dapat menjelaskan  suatu kejadian daripada  dengan banyak variabel
tetapi   hanya   sedikit   menjelaskan   variasi   dari   variabel   atau   gejala   yang   ingin
dijelaskan.
Walau kita mempelajari berbagai syarat atau karakteristik penelitian yang ilmiah,
tetapi dalam kenyataannya tidak mudah untuk melakukan penelitian yang demikian itu.
Hal   ini   disebabkan   oleh   berbagai   hal   diantaranya   bila   kita   ingin   mengkuantifikasikan
perilaku  manusia, khususnya bila  kita melibatkan  unsur subyektivitas  seperti perasaan,
emosi,   tingkah   laku   dan   persepsi.   Jadi   kita   tidak   selalu   dapat   memenuhi   kriteria   yang
disyaratkan     oleh     suatu     penelitian     ilmiah,     khususnya     mengenai     dapat     tidak
dibandingkannya hasil penelitian, konsisten tidaknya hasil penelitian dan dapat tidaknya
diberlakukan secara umum.

Tahap­tahap Penelitian
Pada umumnya suatu penelitian dapat diperinci dala tujuh tahap yang satu sama
lain   saling   bergantung   dan   berhubungan.   Dengan   kata   lain   masing­masing   tahap   itu
saling  mempengaruhi   dan dipengaruhi  oleh  tahap­tahap  yang  lain.  Kesadaran  terhadap
keadaan ini membuat seorang peneliti lebih bijaksana dalam mengambil keputusan pada
setiap tahap penelitian. Adapun tujuh tahap itu sebagai berikut :
a.       Perencanaan.
Perencanaan meliputi penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu penelitian dan
merencanakan   strategi   umum   untuk   memperoleh   dan   menganalisa   data   bagi
penelitian itu. Hal ini harus dimulai dengan memberikan perhatian khusus terhadap
konsep.dan   hipotesis   yang   akan   mengarahkan   peneliti   yang   bersangkutan   dan
penelaahan   kembali   terhadap   literatur   termasuk   penelitian   yang   pernah   dilakukan
orang   sebelumnya   yang   berhubungan   dengan   judul   dan   masalah   penelitian   yang
bersangkutan. Tahap ini merupakan tahap penyusunan “term of reference” (TOR).
b.      Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian.
Tahap  ini merupakan pengembangan  dari tahap perencanaan.  Di sini disajikan  lagi
latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis serta metode atau

prosedur analisis dan pengumpulan data. Tahap ini meliputi pula penentuan macam
data yang diperlukan untuk mencapai tujuan pokok penelitian. Tahap ini merupakan
tahap penyusunan usulan proyek penelitian.
c.       Pengambilan contoh (sampling).
Ini adalah proses pemilihan sejumlah unsur / bagian tertentu dari suatu populasi guna
mewakili seluruh populasi itu. Dalam tahap ini peneliti harus secara teliti membuat
definisi   atau   rumusan   mengenai   populasi   yang   akan   dikaji.   Rencana   pengambilan
contoh   itu   terdiri   dari   prosedur   pemilihan   unsur­unsur   populasi   dan   prosedur
menjadikan   atau   mengubah   data   dari   hasil   sampel   untuk   memperkirakan   sifat­sifat
seluruh   populasi.   Tantangan   yang   harus   dihadapi   dalam   penyusunan   rencana
pengambilan   contoh   ini   adalah   bagaimana   kita   dapat   mengikuti   sedemikian   rupa
prosedur yang kita  miliki  dengan keadaan setempat  dan dengan sumber daya yang
tersedia   sementara   tetap   mempertahankan   kebaikan   atau   keuntungan   dari   sample
survey.
d.      Penyusunan daftar pertanyaan.
Ini merupakan proses penterjemahan tujuan­tujuan studi ke dalam bentuk pertanyaan
untuk mendapatkan jawaban yang berupa informasi yang dibutuhkan. Sebenarnya ini
merupakan proses coba­coba (trial and error) yang membutuhkan waktu yang cukup
lama. Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah dan macam pertanyaan serta urutan
dari masing­masing pertanyaan. Tidak ketinggalan pula adalah upaya bagaimana agar
orang­orang   yang   diwawancarai   (responden)   dengan   senang   hati   mau   menjawab
pertanyaan­pertanyaan yang diajukan dan tetap senang dalam memberikan jawaban­
jawaban.
e.       Kerja lapangan.
Tahap   ini   meliputi   pemilihan   dan   latihan   para   pewawancara,   bimbingan   dalam
wawancara serta pelaksanaan wawancara. Ini dapat meliputi pula berbagai tugas yang
berhubungan dengan pemilihan lokasi sampel dan pretesting daftar pertanyaan. Kerja
lapangan   ini   tidak   akan   diperlukan   bila   kita   menggunakan   cara   wawancara   lewat
telepon atau surat.
f.       Editing dan coding.
Coding adalah proses memindahkan jawaban yang tertera dalam daftar pertanyaan ke
dalam berbagai kelompok jawaban yang dapat disusun dalam angka dan ditabulasi.
Editing   biasanya   dikerjakan   sebelum   coding   agar   pelaksanaan   coding   dapat
sesederhana   mungkin.   Editing   juga  meneliti   lagi   daftar  pertanyaan   yang  telah  diisi
apakah yang ditulis di sitibenar atau sudah sesuai dengan yang dimaksud.
g.      Analisis dan laporan.
Ini meliputi berbagai tugas yang saling berhubungan dan terpenting pula dalam suatu
proses penelitian. Suatu hasil penelitian yang tidak dilaporkan atau dilaporkan tetapi
dengan cara yang kurang baik tidak akan ada gunanya. Tugas yang dikerjakan pada
tahap ini ialah penyajian tabel­tabel dalam bentuk frekuensi distribusi, tabulasi sialng
atau   dapat   pula   berupa   daftar   yang   memerlukan   metode   statistik   yang   kompleks
kemudian  interpretasi  dari  penemuan­penemuan  itu  atas  dasar teori  yang telah  kita
ketahui.








Jenis Penelitian
Penelitian   dapat   diklasifikasikan   dalam   berbagai   cara   atau   sudut   pandang.
Menurut   pendekatan   analisisnya   penelitian   dibagi   atas   dua   macam   yaitu   (a)   penelitian kuantitatif dan (b) penelitian kualitatif.
Penelitian dengan pendekatan kuantitatf  menekankan analisisnya pada data­data
numeric   (angka)   yang   diolah   dengan   metoda   statistika.   Pada   dasarnya,   pendekatan
kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan
menyandarkan   kesimpulan   hasilnya   pada   suatu   probabilitas   kesalahan   penolakan
hipotesis   nihil.   Dengan   metoda   kuantitatif   akan   diperoleh   signifikansi   perbedaan
kelompok   atau   signifikansi   hubungan   antar   variable   yang   diteliti.   Pada   umumnya
penelitian kuantitaif merupakan penelitian sample besar.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses
penyimpulan   deduktif   dan   induktif   serta   analisis   terhadap   dinamika   hubungan   antar
fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa
pendekatan   kualitatif   sama   sekali   tidak   menggunakan   dukungan   data   kuantitatif   akan
tetapi   penekananya   tidak   pada   pengujian   hipotesis   melainkan   pada   usaha   menjawab
pertanyaan   penelitian   melalui   cara­cara   berfikir   formal   dan   dan   argumentatif.   Banyak
penelitian kualitatif yang merupakan penelitian sample kecil.
Bila   dilihat   dengan   kedalaman   analisisnya,   jenis   penelitian   terbagi   atas   (a)
penelitian deskriptif dan (b) penelitian inferensial.
Penelitian   deskriptif   melakukan   analisis   hanya   sampai   taraf   deskripsi   yaitu
menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk
difahami  dan disimpulkan. Penelitian  ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang
benar mengenai subyek yang diteliti. Kebanyakan pengolahan datanya didasarkan pada
analisis persentase dan anlisis kecenderungan (trend) tanpa mengkaitkan dengan  keadaan
populasi dimana data tersebut diambil.
Penelitian   inferensial   melakukan   analisis   hubungan   antar   variable   dengan
pengujian hipotesis. Dengan demikian kesimpulan penelitian jauh melampaui sajian data
kuantitatif   saja.   Dalam   penelitian   inferensial   kita   dapat   berbicara   mengenai   besarnya
peluang kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.
Penelitian Sampel
Seperti   telah   disinggung     di   halaman   terdahulu,   pada   kenyataannya   banyak
penelitian dilakukan menggunakan sampel walaupun jenis penelitiannya termasuk dalam
penelitian   deskriptif   yang   tentunya   tidak   memerlukan   generalisasi   hasil.   Alasan
penggunaan sampel dalam penelitian lebih ditujukan ke arah penghematan yang dikaitkan
dengan   pengambilan   datanya   di   lapangan   yang   seringkali   memakan   banyak   waktu,
tenaga dan beaya. Penggunaan metode pengambilan sampel yang kurang tepat masih sering terjadi. Penentuan   sampel   secara   non   random   (bukan   acak)   masih   digunakan   pada   penelitianinferensial   karena   alasan   kepraktisan   dan   kemudahan   dalam   pelaksanaan   di   lapangan.Tidak jarang pula penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasi sebagai subyekpenelitian   juga   dilakukan   karena   jumlahnya   yang   tidak   terlalu   banyak   sehingga   masih mampu untuk menjangkau dan mengelola datanya.
Oleh   karena   itu   mulai   sekarang   perlu   disadari   kembali   untuk   menggunakan
sampel yang tepat sesuai dengan jenis penelitian yang akan digunakan dan tata cara yang
berlaku untuk pengambilan sampel yang benar. Hal ini disebabkan bahwa pengambilan
sampel merupakan tindakan yang sangat penting sebab kesalahan memilih metode atau
cara pengambilan anggota sampel akan berakibat pada kesimpulan yang akan dibuat.
Sampel merupakan sejumlah subyek yang dianggap mewakili populasinya. Sifat­
sifat   yang   dimiliki   oleh   populasinya   seyogyanya   dimiliki   pula   oleh   sampel   yang   telah diambil. Ada yang mengatakan bahwa sampel itu sebagai miniatur dari sebuah populasi,
sehingga secara proporsional sifat populasi itu akan tergambar dalam sampel.
Yang   sangat   menentukan   adalah   seberapa   cermat   peneliti   mampu   mengenali
populasi yang akan digunakan dalam penelitiannya. Sehingga penentuan batas populasi
harus   ditetapkan   menurut   ruang   dan   waktunya.   Dan   populasi   tersebut   nantinya   akan
dijadikan   sebagai   sasaran   pemberlakuan   hasil   yang   telah   diperoleh   dari   sampel
menggunakan   teknik   inferensial   yang   dipilih.   Homogenitas   atau   keseragaman   sebuah
populasi   menentukan   semakin   mudahnya   pengambilan   sampel.   Namun   diakui   bahwa
homogenitas   untuk   subyek   penelitian   manusia   itu   tidak   bisa   diperoleh   begitu   saja
melainkan   harus   diupayakan   dengan   seksama.   Walaupun   tidak   bisa   diperoleh   secara
penuh, paling tidak telah diperoleh kondisi populasi yang lebih homogen dari sebelumnya
sehingga penentuan metode pengambilan sampel menjadi lebih terarah.
Dalam proses pengambilan sampel akan ditetapkan besar sampel minimal yang
diperlukan dan penentuan atau pengambilan sampel dari populasinya. Dua hal ini sangat
berkaitan,   mengingat   jumlah   sampel   yang   cukup   tetapi   tidak   tepat   dalam   mengambil
anggota sampel dari populasinya berakibat tidak terwakilinya populasi. Sebaliknya juga
jumlah sampel terlalu kecil tidak akan menjangkau sifat­sifat yang dimiliki oleh populasi
dan berarti pula tidak terwakili dan jelas penentuan anggota sampel tak bisa dilakukan
dengan baik dari populasinya.
Rumus   untuk   menghitung   jumlah   sampel   minimal   banyak   ditulis   namun   harus
hati­hati   pemilihan   rumus   tersebut   karena   harus   disesuaikan   dengan   situasi   yang   tepat
misalnya   jenis   penelitiannya,   homogenitas   populasinya   dan   seberapa   upaya   untuk
membuat homogen populasi yang digunakan.

Jenis Jenis Metode Penelitian

Jenis jenis metode penelitian terkait dengan jenis penelitiannya sendiri sebagai berikut.
1. Metode Historis
Metode historis merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode historis bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan, seringkali dalam hubungan hipotesis tertentu. Dengan metode historis, seorang ilmuwan sosial peneliti historis yaitu orang yang mengajukan pertanyaan terbuka mengenai peristiwa masa lalu dan menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun dalam bentuk paradigma penjelasan.
Dengan demikian, penelitian dengan metode historis merupakan penelitian yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber sejarah serta interprestasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
 2. Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Dengan demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan. Bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi. Metode penelitian deskriptif pada hakikatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah.
 3. Metode Korelasional
Metode korelasional merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode korelasional merupakan kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif, data dihimpun, disusun secara sistematis, faktual dan cermat, namun tidak dijelaskan hubungan diantara variabel, tidak melakukan uji hipotesis atau prediksi. Pada metode korelasional, hubungan antara variabel dteliti dan dijelaskan. Hubungan yang dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode korelasional mencari hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti.
Tujuan metode korelasi yaitu untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu vektor yang berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya. Jika pada metode ini, hanya dua variabel yang dihubungkan, maka disebut korelasi sederhana dan jika lebih dari dua variabel dihubungkan disebut korelasi berganda. Pada metode ini, pencarian hubungan (korelasi) antara dua variabel menggunakan koefisiesn korelasi atau koefisien determinasi.
 4. Metode Eksperimental
Metode eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode eksperimental merupakan metode penelitian yang memungkinkan peneliti memanipulasi variabel dan meneliti akibat-akibatnya. Pada metode ini variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang mungkin mempengaruhi dapat dihilangkan.
Metode eksperimental bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan satu atau lebih variabel, pada satu atau lebih kelompok eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi. Manipulasi adalah mengubah secara sistematis sifat-sifat atau nilai-nilai variabel bebas. Kontrol merupakan kunci metode eksperimental, sebab tanpa kontrol manipulasi dan observasi akan menghasilkan data yang meragukan.
 5. Metode Kuasi Eksperimental
Metode kuasi eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode kuasai eksperimental hampir menyerupai metode ekperimental, hanya pada metode ini, peneliti tidak dapat mengatur sekehendak hati variabel bebasnya.
Metode kuasi eksperimental mempunyai dua ciri, yaitu sebagai berikut : (1) peneliti tidak mampu meletakkan subjek secara random pada kelompok eksperimental atau kelompok kontrol. Yang dapat dilakukan peneliti adalah mencari kelompok subjek yang diterpa variabel bebas dan kelompok lain yang tidak mengalami variabel bebas. (2) Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada siapa saja yang dikendakinya.

SUMBER :
M. Iqbal Hasan, 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Penerbit Ghalia Indonesia : Jakarta.




Share this

Related Posts

Previous
Next Post »