METODE PENELITIAN
Pengertian
Metode Penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian akan
dilaksanakan. Metode penelitian ini sering dikacaukan dengan prosedur
penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga hal
tersebut saling berhubungan dan sulit dibedakan. Penelitian (research)
merupakan rangkaian kegiatan
ilmiah dalam rangka
pemecahan
suatu permasalahan. Jadi penelitian merupakan bagian dari usaha pemecahan
masalah. Fungsi
penelitian adalah mencarikan
penjelasan dan jawaban
terhadap
permasalahan serta
memberikan alternatip bagi
kemungkinan yang dapat
digunakan
untuk pemecahan
masalah. Penjelasan dan
jawaban terhadap permasalahan itu
dapat
bersifat
abstrak dan umum sebagaimana halnya dalam penelitian dasar
(basic research)
dan
dapat
pula sangat konkret
dan spesifik seperti
biasanya ditemui pada
penelitian
terapan
(applied research). Penelitian dasar biasanya tidak langsung memberikan
informasi yang siap pakai untuk
penyelesaian permasalahan akan
tetapi lebih menekankan
bagi pengembangan model atau
teori yang menunjukkan
semua variable terkait dalam
suatu situasi dan berhipotesis mengenai
hubungan di antara
variablevariabel tersebut. Oleh
karena itu tidak jarang
pemecahan permasalahan baru dapat dicapai
lewat pemaduan hasil beberapa penelitian yang berkaitan.
Metode
penelitian membicarakan megenai tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan
prosedur penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau
mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi
prosedur penelitian dan teknik penelitian.
Menurut
Nazir, seorang peneliti sebelum melaksanakan penelitian, sebaiknya menjawab
terlebih dahulu tiga buah pertanyaan, yaitu :
1.
Urutan kerja apakan yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian ?
2.
Alat-alat apakah yang akan digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data ?
3.
Bagaimana melakukan penelitian tersebut ?
Contoh metode penelitian :
Apabila
dalam sebuah penelitian, yang dibicarakan adalah pelaksanaan percobaan di
lapangan, di mana dalam penentuan plot, pertama-tama dilakukan pembagian daerah
menjadi beberapa blok, kemudian setiap blok dibagi lagi dan seterusnya, maka
yang dibicarakan adalah prosedur penelitian. Jika, yang dibicarakan adalah
penggunaan interview atau wawancara sebagai alat pengumpulan data, maka yang
dibicarakan adalah teknik penelitian. Jika yang dibicarakan adalah bagaimana
penelitian dilakukan, yaitu dengan prosedur dan alat bagaimana suatu penelitian
dilakukan, maka yang dibicarakan adalah metode penelitian.
Jadi,
dalam metode penelitian ini tercakup prosedur penelitian dan teknik penelitian.
Karakteristik Penelitian
Penelitian
(ilmiah) mempunyai delapan karakteristik utama yaitu : ada tujuan, ada
keseriusan, dapat
diuji, dapat direplikasikan, mengandung
presisi dan keyakinan,
obyektif,
berlaku umum dan efisien.
a. Ada
tujuan.
Penelitian
harus mempunyai tujuan yang jelas. Suatu penelitian dimaksudkan untuk
dapat membantu
pemecahan masalah. Walaupun
penelitian tidak memberikan
jawaban langsung
terhadap permasalahan akan
tetapi hasilnya harus
mempunyai
kontribusi dalam
usaha pemecahan masalah.
Hasil penelitian harus
memberikan
penjelasan akan
fenomena yang menjadi
pertanyaan penelitian dan
harus dapat
melandasi keputusan
serta tindakan pemecahan
permasalahan. Oleh karena
itu
penelitian
memiliki tujuan yang lebih luas daripada sekedar melihat hubungan yang
terjadi di antara
variabel atau gejala yang diteliti. Penelitianpun
mempunyai tujuan
yang lebih
dalam daripada sekedar
memperlihatkan perbedaan yang
ada di antara
kelompokkelompok
subyek yang terlibat sebagai sampel.
b. Ada
keseriusan.
Keseriusan
dalam penelitian berarti ada kehatihatian, ketelitian, dan ada kepastian.
Untuk itu
diperlukan adanya dasar
teori yang baik
dan rancangan penelitian
yang
mantap sehingga
keseriusan penelitian meningkat
pula. Oleh karena
itu penelitian
harus
didasarkan pada jumlah sampel yang cukup yang dipilih dengan metode yang
benar
dan daftar pertanyaan harus disusun secara tepat.
c. Dapat
diuji.
Suatu penelitian
sebaiknya menampilkan hipotesis
yang dapat diuji
dengan
menggunakan metode
statistik tertentu. Pengujian
ini didasarkan atas
pengalaman
pengalaman
lembaga lain dan juga atas dasar hasil penelitian sebelumnya. Dari hasil
uji
hipotesis itu dapat ditemukan apakah hipotesis itu ditolak atau tidak ditolak.
d. Dapat
direplikasikan.
Hasil suatu
penelitian tercermin dari
hasil uji hipotesis.
Hasil uji hipotesis
yang
merupakan penemuan
penelitian itu harus
berkalikali didukung dengan
kejadian
yang
sama apabila penelitian itu dialkukan berulangulang dalam kondisi yang sama.
Kalau
hal itu terjadi (penemuan yang sama dalam kondisi berulang kali terjadi), maka
kita
mempunyai keyakinan bahwa penelitian kita itu bersifat ilmiah. Dengan kata lain
hipotesis
kita itu tidak ditolak bukan karena kebetulan.
e. Presisi
dan Keyakinan.
Dalam penelitian
sosial, ekonomi dan
manajemen jarang sekali
kita menemukan
kesimpulan
yang pasti atas dasar data yang kita kumpulkan karena kita tidak mungkin
mempelajari halhal
yang bersifat keseluruhan
(populasi) yang ada
di dalam
masyarakat.
Kita hanya dapat mempelajari sebagian dari keseluruhan itu (sampel) dan
menarik
kesimpulan atas dasar sampel tersebut. Kemungkinan besar sampel yang kita
ambil
tidak mencerminkan sifatsifat yang pasti dari gejalagejala yang kita
pelajari.
Namun kita
ingin merancang suaru
penelitian sedemikian rupa
sehingga
penemuannya mendekati
kebenaran (presisi tinggi)
dan kita dapat
memiliki
keyakinan
(confidence) terhadap penemuan tersebut.
Presisi menunjukkan
seberapa dekat penemuan
itu terhadap realita
(atas dasar
sampel yang digunakan). Dengan kata
lain presisi mencerminkan
derajat kepastian
dari penemuan
terhadap gejala yang
dipelajari. Sebagai contoh
kalau kita
memperkirakan jumlah
ratarata hari yang
hilang karena tidak
hadir kerja berkisar
antara 35
dan 45 hari,
dan terbukti angka
ketidak hadiran kerja
yang sebenarnya
adalah
35 hari, maka perkiraan kita akan lebih tepat (precise) dibandingkan perkiraan
ratarata
hari hilang karena ketidakhadiran antara 20 dan 50 hari per tahun. Angka
perkiraan ini
disebut dengan confidence
interval, dan inilah
yang dimaksudkan
dengan
presisi.
Selanjutnya keyakinan
(confidence) menunjukkan kemungkinan
dari kebenaran
estimasi
yang dilakukan. Hal estimasi tidak hanya perlu tepat tetapi juga dikatakan
bahwa 95
% dari seluruh
kesempatan yang ada
akan ditemukan bahwa
hasil
penelitian
benar dan 5 % menyatakan bahwa penemuan tidak benar. Pada umumnya
penemuan
itu diterima da biasanya dinyatakan sebagai derajat kepastian (significance
level) sebesar
5 %. Semakin
tepat dan meyakinkan
sasaran penelitian kita
akan
semakin ilmiah
penyelidikan yang dilakukan
semakin berguna pula hasil
penelitian
itu.
f. Obyektivitas.
Kesimpulan
yang diambil oleh suatu penelitian harus bersifat obyektif, artinya harus
didasarkan
pada fakta yang diperoleh dari data aktual dan bukan atas dasar penilaian
subyektif dan
emosional. Kalau kesimpulan
hanya didasarkan atas
apa yang
dipercaya oleh penelitian itu sendiri tidak diperlukan lagi tetapi
hal ini tidak dapat
dibenarkan.
g. Berlaku
umum.
Hasil
penelitian yang berlaku umum menunjuk pada cakupan dari ada tidaknya hasil
penelitian
itu diterapkan dalam berbagai keadaan. Semakin luas cakupan penerapan
yang dapat
ditimbulkan oleh hasil
penelitian itu akan
semakin berguna penelitian
tersebut
bagi mereka yang menggunakannya. Jadi semakin berlaku umum hasil suatu
penelitian akan
semakin berguna penelitian
tersebut. Sesungguhnya tidak
banyak
hgasil
penelitian yang dapat diberlakukan secara umum untuk keadaan dan organisasi
yang berbedabeda ataupun
di tempat yang
berbeda. Hal ini
memerlukan syarat
ketelitian
dalam rencana pengambilan sampel maupun metode penelitiannya.
h. Efisien.
Kesederhanaan
dalam menjelaskan gejalagejala yang terjadi dan aplikasi pemecahan
masalahnya seringkali
lebih disukai daripada
kerangka penelitian yang
kompleks
yang
menunjukkan sejumlah variabel yang sulit untuk dikelola. Jadi efisiensi dapat
dicapai bila
kita dapat membangun
kerangka penelitian yang
melibatkan sedikit
variabel namun dapat menjelaskan suatu kejadian daripada dengan banyak variabel
tetapi hanya
sedikit menjelaskan variasi
dari variabel atau
gejala yang ingin
dijelaskan.
Walau
kita mempelajari berbagai syarat atau karakteristik penelitian yang ilmiah,
tetapi
dalam kenyataannya tidak mudah untuk melakukan penelitian yang demikian itu.
Hal ini
disebabkan oleh berbagai
hal diantaranya bila
kita ingin mengkuantifikasikan
perilaku manusia, khususnya bila kita melibatkan unsur subyektivitas seperti perasaan,
emosi, tingkah
laku dan persepsi.
Jadi kita tidak
selalu dapat memenuhi
kriteria yang
disyaratkan oleh
suatu penelitian ilmiah,
khususnya mengenai dapat
tidak
dibandingkannya
hasil penelitian, konsisten tidaknya hasil penelitian dan dapat tidaknya
diberlakukan
secara umum.
Tahaptahap Penelitian
Pada
umumnya suatu penelitian dapat diperinci dala tujuh tahap yang satu sama
lain saling
bergantung dan berhubungan. Dengan
kata lain masingmasing tahap
itu
saling mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh tahaptahap
yang lain. Kesadaran
terhadap
keadaan
ini membuat seorang peneliti lebih bijaksana dalam mengambil keputusan pada
setiap
tahap penelitian. Adapun tujuh tahap itu sebagai berikut :
a. Perencanaan.
Perencanaan
meliputi penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu penelitian dan
merencanakan strategi
umum untuk memperoleh
dan menganalisa data
bagi
penelitian
itu. Hal ini harus dimulai dengan memberikan perhatian khusus terhadap
konsep.dan hipotesis
yang akan mengarahkan
peneliti yang bersangkutan dan
penelaahan kembali
terhadap literatur termasuk
penelitian yang pernah
dilakukan
orang sebelumnya
yang berhubungan dengan
judul dan masalah
penelitian yang
bersangkutan.
Tahap ini merupakan tahap penyusunan “term of reference” (TOR).
b. Pengkajian
secara teliti terhadap rencana penelitian.
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap perencanaan. Di sini disajikan lagi
latar
belakang penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis serta metode
atau
prosedur
analisis dan pengumpulan data. Tahap ini meliputi pula penentuan macam
data
yang diperlukan untuk mencapai tujuan pokok penelitian. Tahap ini merupakan
tahap
penyusunan usulan proyek penelitian.
c. Pengambilan
contoh (sampling).
Ini
adalah proses pemilihan sejumlah unsur / bagian tertentu dari suatu populasi
guna
mewakili
seluruh populasi itu. Dalam tahap ini peneliti harus secara teliti membuat
definisi atau
rumusan mengenai populasi
yang akan dikaji.
Rencana pengambilan
contoh itu
terdiri dari prosedur
pemilihan unsurunsur populasi
dan prosedur
menjadikan atau
mengubah data dari
hasil sampel untuk
memperkirakan sifatsifat
seluruh populasi.
Tantangan yang harus
dihadapi dalam penyusunan
rencana
pengambilan contoh
ini adalah bagaimana
kita dapat mengikuti
sedemikian rupa
prosedur
yang kita miliki dengan keadaan setempat dan dengan sumber daya yang
tersedia sementara
tetap mempertahankan kebaikan
atau keuntungan dari
sample
survey.
d. Penyusunan
daftar pertanyaan.
Ini
merupakan proses penterjemahan tujuantujuan studi ke dalam bentuk pertanyaan
untuk
mendapatkan jawaban yang berupa informasi yang dibutuhkan. Sebenarnya ini
merupakan
proses cobacoba (trial and error) yang membutuhkan waktu yang cukup
lama.
Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah dan macam pertanyaan serta urutan
dari
masingmasing pertanyaan. Tidak ketinggalan pula adalah upaya bagaimana agar
orangorang yang
diwawancarai (responden) dengan
senang hati mau
menjawab
pertanyaanpertanyaan
yang diajukan dan tetap senang dalam memberikan jawaban
jawaban.
e. Kerja
lapangan.
Tahap ini
meliputi pemilihan dan
latihan para pewawancara, bimbingan
dalam
wawancara
serta pelaksanaan wawancara. Ini dapat meliputi pula berbagai tugas yang
berhubungan
dengan pemilihan lokasi sampel dan pretesting daftar pertanyaan. Kerja
lapangan ini
tidak akan diperlukan
bila kita menggunakan
cara wawancara lewat
telepon
atau surat.
f. Editing
dan coding.
Coding
adalah proses memindahkan jawaban yang tertera dalam daftar pertanyaan ke
dalam
berbagai kelompok jawaban yang dapat disusun dalam angka dan ditabulasi.
Editing biasanya
dikerjakan sebelum coding
agar pelaksanaan coding
dapat
sesederhana mungkin.
Editing juga meneliti
lagi daftar pertanyaan
yang telah diisi
apakah
yang ditulis di sitibenar atau sudah sesuai dengan yang dimaksud.
g. Analisis
dan laporan.
Ini
meliputi berbagai tugas yang saling berhubungan dan terpenting pula dalam suatu
proses
penelitian. Suatu hasil penelitian yang tidak dilaporkan atau dilaporkan tetapi
dengan
cara yang kurang baik tidak akan ada gunanya. Tugas yang dikerjakan pada
tahap
ini ialah penyajian tabeltabel dalam bentuk frekuensi distribusi, tabulasi
sialng
atau dapat
pula berupa daftar
yang memerlukan metode
statistik yang kompleks
kemudian interpretasi
dari penemuanpenemuan itu
atas dasar teori yang telah
kita
ketahui.
Jenis Penelitian
Penelitian dapat
diklasifikasikan dalam berbagai
cara atau sudut
pandang.
Menurut pendekatan
analisisnya penelitian dibagi
atas dua macam
yaitu (a) penelitian kuantitatif dan (b) penelitian
kualitatif.
Penelitian
dengan pendekatan kuantitatf menekankan
analisisnya pada datadata
numeric (angka)
yang diolah dengan
metoda statistika. Pada
dasarnya, pendekatan
kuantitatif
dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan
menyandarkan kesimpulan
hasilnya pada suatu
probabilitas kesalahan penolakan
hipotesis nihil.
Dengan metoda kuantitatif
akan diperoleh signifikansi perbedaan
kelompok atau
signifikansi hubungan antar
variable yang diteliti.
Pada umumnya
penelitian
kuantitaif merupakan penelitian sample besar.
Penelitian
dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses
penyimpulan deduktif
dan induktif serta
analisis terhadap dinamika
hubungan antar
fenomena
yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa
pendekatan kualitatif
sama sekali tidak
menggunakan dukungan data
kuantitatif akan
tetapi penekananya
tidak pada pengujian
hipotesis melainkan pada
usaha menjawab
pertanyaan penelitian
melalui caracara berfikir
formal dan dan
argumentatif. Banyak
penelitian
kualitatif yang merupakan penelitian sample kecil.
Bila dilihat
dengan kedalaman analisisnya, jenis
penelitian terbagi atas
(a)
penelitian
deskriptif dan (b) penelitian inferensial.
Penelitian deskriptif
melakukan analisis hanya
sampai taraf deskripsi
yaitu
menganalisis
dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk
difahami dan disimpulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang
benar
mengenai subyek yang diteliti. Kebanyakan pengolahan datanya didasarkan pada
analisis
persentase dan anlisis kecenderungan (trend) tanpa mengkaitkan dengan keadaan
populasi
dimana data tersebut diambil.
Penelitian
inferensial melakukan
analisis hubungan antar
variable dengan
pengujian
hipotesis. Dengan demikian kesimpulan penelitian jauh melampaui sajian data
kuantitatif saja.
Dalam penelitian inferensial
kita dapat berbicara
mengenai besarnya
peluang
kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.
Penelitian Sampel
Seperti telah
disinggung di halaman
terdahulu, pada kenyataannya banyak
penelitian
dilakukan menggunakan sampel walaupun jenis penelitiannya termasuk dalam
penelitian deskriptif
yang tentunya tidak
memerlukan generalisasi hasil.
Alasan
penggunaan
sampel dalam penelitian lebih ditujukan ke arah penghematan yang dikaitkan
dengan pengambilan
datanya di lapangan
yang seringkali memakan
banyak waktu,
tenaga
dan beaya. Penggunaan metode pengambilan sampel yang kurang tepat masih sering
terjadi. Penentuan sampel secara
non random (bukan
acak) masih digunakan
pada penelitianinferensial karena
alasan kepraktisan dan
kemudahan dalam pelaksanaan
di lapangan.Tidak jarang pula
penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasi sebagai subyekpenelitian juga
dilakukan karena jumlahnya
yang tidak terlalu
banyak sehingga masih mampu untuk menjangkau dan mengelola
datanya.
Oleh karena
itu mulai sekarang
perlu disadari kembali
untuk menggunakan
sampel
yang tepat sesuai dengan jenis penelitian yang akan digunakan dan tata cara
yang
berlaku
untuk pengambilan sampel yang benar. Hal ini disebabkan bahwa pengambilan
sampel
merupakan tindakan yang sangat penting sebab kesalahan memilih metode atau
cara
pengambilan anggota sampel akan berakibat pada kesimpulan yang akan dibuat.
Sampel
merupakan sejumlah subyek yang dianggap mewakili populasinya. Sifat
sifat yang
dimiliki oleh populasinya
seyogyanya dimiliki pula
oleh sampel yang
telah diambil. Ada yang mengatakan bahwa sampel itu sebagai miniatur
dari sebuah populasi,
sehingga
secara proporsional sifat populasi itu akan tergambar dalam sampel.
Yang sangat
menentukan adalah seberapa
cermat peneliti mampu
mengenali
populasi
yang akan digunakan dalam penelitiannya. Sehingga penentuan batas populasi
harus ditetapkan
menurut ruang dan
waktunya. Dan populasi
tersebut nantinya akan
dijadikan sebagai
sasaran pemberlakuan hasil
yang telah diperoleh
dari sampel
menggunakan teknik
inferensial yang dipilih.
Homogenitas atau keseragaman
sebuah
populasi menentukan
semakin mudahnya pengambilan
sampel. Namun diakui
bahwa
homogenitas untuk
subyek penelitian manusia
itu tidak bisa
diperoleh begitu saja
melainkan harus
diupayakan dengan seksama.
Walaupun tidak bisa
diperoleh secara
penuh,
paling tidak telah diperoleh kondisi populasi yang lebih homogen dari
sebelumnya
sehingga
penentuan metode pengambilan sampel menjadi lebih terarah.
Dalam
proses pengambilan sampel akan ditetapkan besar sampel minimal yang
diperlukan
dan penentuan atau pengambilan sampel dari populasinya. Dua hal ini sangat
berkaitan, mengingat
jumlah sampel yang
cukup tetapi tidak
tepat dalam mengambil
anggota
sampel dari populasinya berakibat tidak terwakilinya populasi. Sebaliknya juga
jumlah
sampel terlalu kecil tidak akan menjangkau sifatsifat yang dimiliki oleh
populasi
dan
berarti pula tidak terwakili dan jelas penentuan anggota sampel tak bisa
dilakukan
dengan
baik dari populasinya.
Rumus untuk
menghitung jumlah sampel
minimal banyak ditulis
namun harus
hatihati pemilihan
rumus tersebut karena
harus disesuaikan dengan
situasi yang tepat
misalnya jenis
penelitiannya, homogenitas populasinya
dan seberapa upaya
untuk
membuat
homogen populasi yang digunakan.
Jenis Jenis Metode Penelitian
Jenis
jenis metode penelitian terkait dengan jenis penelitiannya sendiri sebagai
berikut.
1.
Metode Historis
Metode
historis merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
historis bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan
obyektif dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti
untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan,
seringkali dalam hubungan hipotesis tertentu. Dengan metode historis, seorang
ilmuwan sosial peneliti historis yaitu orang yang mengajukan pertanyaan terbuka
mengenai peristiwa masa lalu dan menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun
dalam bentuk paradigma penjelasan.
Dengan
demikian, penelitian dengan metode historis merupakan penelitian yang kritis
terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan
menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber
sejarah serta interprestasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
2. Metode Deskriptif
Metode
deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara
rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa
kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi
dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama
dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada
waktu yang akan datang.
Dengan
demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu,
dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja
menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan. Bukan saja melakukan
klasifikasi, tetapi juga organisasi. Metode penelitian deskriptif pada
hakikatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini
menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah.
3. Metode Korelasional
Metode
korelasional merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
korelasional merupakan kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif,
data dihimpun, disusun secara sistematis, faktual dan cermat, namun tidak
dijelaskan hubungan diantara variabel, tidak melakukan uji hipotesis atau
prediksi. Pada metode korelasional, hubungan antara variabel dteliti dan
dijelaskan. Hubungan yang dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode
korelasional mencari hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti.
Tujuan
metode korelasi yaitu untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu vektor yang
berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya. Jika pada metode ini, hanya dua
variabel yang dihubungkan, maka disebut korelasi sederhana dan jika lebih dari
dua variabel dihubungkan disebut korelasi berganda. Pada metode ini, pencarian
hubungan (korelasi) antara dua variabel menggunakan koefisiesn korelasi atau
koefisien determinasi.
4. Metode Eksperimental
Metode
eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
eksperimental merupakan metode penelitian yang memungkinkan peneliti
memanipulasi variabel dan meneliti akibat-akibatnya. Pada metode ini
variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang
mungkin mempengaruhi dapat dihilangkan.
Metode
eksperimental bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan
memanipulasikan satu atau lebih variabel, pada satu atau lebih kelompok
eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak
mengalami manipulasi. Manipulasi adalah mengubah secara sistematis sifat-sifat
atau nilai-nilai variabel bebas. Kontrol merupakan kunci metode eksperimental,
sebab tanpa kontrol manipulasi dan observasi akan menghasilkan data yang
meragukan.
5. Metode Kuasi Eksperimental
Metode
kuasi eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian.
Metode kuasai eksperimental hampir menyerupai metode ekperimental, hanya pada
metode ini, peneliti tidak dapat mengatur sekehendak hati variabel bebasnya.
Metode
kuasi eksperimental mempunyai dua ciri, yaitu sebagai berikut : (1) peneliti
tidak mampu meletakkan subjek secara random pada kelompok eksperimental atau
kelompok kontrol. Yang dapat dilakukan peneliti adalah mencari kelompok subjek
yang diterpa variabel bebas dan kelompok lain yang tidak mengalami variabel
bebas. (2) Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada
siapa saja yang dikendakinya.
SUMBER
:
M. Iqbal Hasan, 2002. Pokok-Pokok
Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Penerbit Ghalia Indonesia :
Jakarta.
http://eprints.undip.ac.id/5613/1/METODE_PENELITIAN_-_dharminto.pdf
( 09 Oktober 2016 - 08:23 )
http://www.pengertianpakar.com/2015/06/pengertian-metode-penelitian-jenis-dan-contohnya.html
( 09 Oktober 2016 - 08:27 )