Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pengertian Iptek
Ilmu pengetahuan merupakan bagian dari pengetahuan.
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segala sesuatu yang kita ketahui. Cara
mendapatkan pengetahuan dapat melalui berbagai kesempatan, baik yang disengaja
maupun tidak disengaja dan secara spontan. Ilmu merupakan hasil pemikiran
manusia yang diperoleh dari pengalamannya. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
yang bersifat metodis, sistematis, dan logis. Jadi, ilmu adalah pengetahuan
yang diperoleh melalui metode keilmuan, yakni diperoleh dengan menggunakan cara
kerja yang rinci, sistematis, dan logis. Dengan demikian, ilmu pengetahuan
dapat dikatakan sebagai pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang merupakan ilmu
memiliki syarat dan ciri-ciri, antara lain memiliki objek, memiliki tujuan dan
metode, bersifat empiris, rasional, dan objektif.
Berkaitan dengan objek kajiannya, pengetahuan ilmiah
memiliki cabang-cabang yang bersifat khusus, antara lain biologi, fisika,
antropologi, geografi, sosiologi, dan sejarah.
Di Indonesia ilmu lazim disebut ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu, di lingkungan pendidikan dikenal IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).
Teknologi (ilmu teknik) adalah ilmu terapan. Teknologi
mendorong diciptakan atau dikembangkannya ilmu pengetahuan yang lebih maju.
Jadi, Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) itu saling berkaitan. Teknologi
juga diartikan perangkat dan metode-metode untuk membuat sesuatu. Harvey Brooks
mengartikan teknologi sebagai pemakaian pengetahuan ilmiah untuk memproduksi
barang-barang dengan jalan
reproduksi.
Sementara Schon mengartikan teknologi adalah suatu cara dan
suatu proses untuk membuat sesuatu yang dapat mengembangkan keterampilan
manusia. Dalam kaitan ini teknologi merupakan kekuatan otonom yang mampu
mengubah kehidupan manusia. Akan tetapi, teknologi juga dapat menambah dan
memperbanyak kemampuan dan kekuasaan/kekuatan manusia. Jadi, dengan teknologi
manusia dapat dipengaruhi/dikuasai oleh teknologi. Ciri-ciri teknologi antara
lain rasionalisasi, tidak alami (artificial) dan otomatis universal.
2. Perkembangan IPTEK
a. Perkembangan IPTEK
Permulaan dari IPTEK dapat ditelusuri sejak keberadaan
manusia. Manusia purba telah memiliki pengetahuan tentang keadaan alam. Usaha
mula-mula di bidang keilmuan yang tercatat dalam sejarah adalah yang dilakukan
oleh bangsa Mesir Kuno. Banjir Sungai Nil yang terjadi setiap tahun telah
mendorong berkembangnya sistem almanak, geometri, dan kegiatan pengamatan serta
penelitian. Kegiatan keilmuan kemudian diikuti oleh orang-orang Babilonia dan
orang-orang Hindu. Kegiatan keilmuan pengembangan iptek berlangsung sampai
zaman modern.
Perkembangan Iptek didunia juga sejalan dengan laju
peradaban manusia. Seiring dengan berkembangnya Zaman iptek yang pada awalnya
adalah suatu kebudayaan manusia berkembang menjadi sesuatu alat untuk membantu
aktivitas manusia. Manusia yang selalu ingin berkarya menyebabkan manusia
berlomba-lomba dalam penciptaan Iptek sehingga lupa dengan perubahan yang
diakibatkan dari Iptek itu sendiri. Dengan demikian perkembangan Iptek sudah
dimulai pada zaman purba dan berkembang sampai sekarang.
. Jenis-jenis Iptek
Jenis-jenis Iptek yang berkembang saat ini sudah dapat
digunakan oleh masyarakat. Pada keadaan yang membutuhkan manusia selalu
melakukan inovasi. Misalnya, dalam bidang kesehatan, astronomi, teknologi,
perhubungan, dan arsitektur. Adapun jenis-jenis Iptek adalah sebagai berikut.
1) Kesehatan
Dalam bidang kesehatan masalah pelayanan kesehatan,
penyakit, gizi, farmasi, dan kesehatan lingkungan menjadi perhatian pokok.
Untuk itu telah ditingkatkan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan. Disamping itu alat-alat kedokteran telah mencapai kemajuan yang
sangat pesat. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan kesehatan masyarakat.
Sementara itu, di beberapa rumah sakit tertentu sedang dilakukan penelitian
tentang pemanfaatan RIA (Radio Immunmo Assay), yaitu suatu alat diagnosa yang
menggunakan teknik radioisotope. Dengan ini maka kesehatan masyarakat semakin
meningkat dan angka kematian semakin menurun.
2) Astronomi
Selama ini sebagian masyarakat hanya mengetahui matahari
terbit dari timur dan tenggelam di barat, tetapi tidak mengetahui ada apa
sebenarnya di dalam matahari atau bagaimana terbentuknya matahari. Padahal,
sejak zaman dahulu tata surya dan matahari merupakan sesuatu yang vital. Masih
ada sebagian masyarakat yang memanfaatkan siklus matahari sebagai patokan untuk
bercocok tanam, penunjuk arah, atau patokan waktu. Bahkan di tengah pesatnya
perkembangan teknologi, ilmu falak merupakan dasar yang diajarkan untuk
kepentingan navigasi. Astronomi adalah ilmu perbintangan. Kita pernah mendengar
astronomi (ahli perbintangan) berkebangsaan Polandia yang bernama Nicolaus
Copernicus.
Copernicus sudah berkenalan dengan ide-ide filosof Yunani
Aristarchus dari Samos (abad ke-13 SM). Filosof ini berpendapat bahwa bumi dan
planet-planet lain berputar mengitari matahari. Copernicus jadi yakin dengan
kebenaran hipotesa “heliocentris” ini, dan tatkala ia menginjak usia empat
puluh tahun ia mulai mengedarkan buah tulisannya diantara teman-temannya dalam
bentuk tulisan-tulisan ringkas, mengedepankan cikal bakal gagasannya sendiri
tentang masalah itu. Copernicus memerlukan waktu bertahun-tahun melakukan
pengamatan, perhitungan cermat yang diperlukan untuk penyusunan buku besarnya De
Revolutionibus Orbium Coelestium (tentang Revolusi Bulatan Benda-benda Langit),
yang melukiskan teorinya secara terperinci dan mengedepankan
pembuktian-pembuktiannya.
Dalam buku itu Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi
berputar pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi,
serta planet-planet lain semuanya berputar mengelilingi matahari. Aristarchus
lebih dari tujuh belas abad lamanya dari Copernicus sudah mengemukakan
persoalan-persoalan menyangkut hipotesa peredaran benda-benda langit, adalah
layak. Sebab, betapapun Aristarchus sudah mengedepankan pelbagai masalah yang
mengandung inspirasi, namun dia tak pernah merumuskan teori yang cukup
terperinci sehingga punya manfaat dari kacamata ilmiah. Tatkala Copernicus
menggarap perhitungan matematik hipotesa-hipotesa secara terperinci, dia
berhasil mengubahnya menjadi teori ilmiah yang punya arti dan guna. Dapat
digunakan untuk dugaan-dugaan, dapat dibuktikan dengan pengamatan astronomis,
dapat bermanfaat dibanding dengan teori-teori terdahulu bahwa dunialah yang
jadi sentral ruang angkasa.
Perkembangan Astronomi di Indonesia
Tanggal 7 Juni 1928 – tujuh puluh delapan tahun lalu terjadi
peristiwa penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam di
Indonesia. Peristiwa di Lembang itu, sebuah desa di pegunungan sebelah utara
Bandung, adalah tempat peresmian pemakaian teropong bintang besar, refraktor
ganda Zeiss yang berdiameter 60 cm, di Observatorium Bosscha..
Kegiatan di Observatorium Bosscha telah banyak dimulai bahkan
sebelum teropong besar Zeiss berfungsi tahun 1928, berupa program pengamatan
dengan teropong lebih kecil yang sudah berjalan aktif. Program utama yang
dijalankan adalah pengamatan sejumlah besar bintang ganda, survey bintang dalam
Galaksi Bima Sakti di langit selatan, pengamatan bintang variable, dan kerja
sama dengan Dinas Topografi dalam studi geografi. Menjelang tahun 1950, di
bawah koordinasi Dr GB van Albada, berbagai aktifitas kembali berlangsung di
Observatorium Bosscha termasuk keikutsertaannya dalam pendidikan ilmu
pengetahuan alam di ITB (dulu FIPIA-UI). Program utama masih tetap studi
bintang ganda. Perhatian dari para astronom internasioanal pun berdatangan
(termasuk dari Hertzprug dan Russel, dua nama besar dalam astrofisika), dan hal
ini sangat membantu perkembangan dunia astronomi di Indonesia selanjutnya.
Dengan berlangsungnya proses peralihan ke Pemerintah
Republik Indonesia, putra-putri Indonesia meneruskan kegiatan penelitian dan
pendidikan astronomi di Observatorium Bosscha, yang sejak tahun 1951
bersama-sama Departemen Astronomi berada di bawah naungan ITB. Topik penelitian
berkembang dari Astrofisika Bintang, Studi Galaksi Bima Sakti, Studi Tata
Surya, sampai Kosmologi.
Observatorium Bosscha memang memilki sejarah dan peran unik.
Sebagai satu-satunya observatorium besar di Indonesia, dan bahkan untuk
beberapa lama di Asia Tenggara, membuat observatorium ini menjadi salah satu
penegak ilmu astronomi di Indonesia. Di dalam perkembangan selanjutnya, dengan
meluasnya kegiatan astronomi di Indonesia, Observatorium Bosscha diupayakan
tetap menjadi pusat astronomi, sebagai situs ilmiah yang keutuhan dan nilainya
selalu terlindungi, serta merupakan sumber informasi astronomi bagi masyarakat.
Ketakjuban manusia akan keindahan langit dan kerendahan hati
untuk selalu bertanya akan tempatnya di semesta yang maha luas, membuat
kehadiran astronomi diperlukan. Karenanya selalu besar harapan akan
berlanjutnya dukungan terhadap kehadiran observatorium ini untuk kemajuan
astronomi di Tanah Air. (http:/ www.geocities.com)
3) Teknologi
Berbagai penemuan di bidang teknologi telah mendorong
majunya infomasi dan teknologi. Setelah James Watt menemukan mesin uap, maka
Friedrich Konig (orang Jerman) mengembangkan mesin cetak dengan tenaga.
Kemudian berkembanglah cetak-mencetak berbagai berita dan pesan dengan
menggunakan mesin ketik. Mesin ketik yang pertama kali dipatenkan adalah
rancangan tiga orang Amerika yaitu Christoper L. Sholes, Samuel Soule, dan
Carlos Glidden (1868).
Dunia elektronik semakin maju. Hal ini telah membuka babak
baru bagi kegiatan komunikasi. Hal ini dimulai tahun 1840 sewaktu F.B. Morse
menemukan telegram listrik. Sejak saat ini mulai komunikasi jarak jauh dengan
tepat. Tahun 1876 Alexander Graham Bell menemukan telepon. Tahun 1864 Clark
Maxwell menemukan toeri bahwa gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam
ruang hampa. Tahun 1895, Guilerino Marconi menggabungkan pemenuan Maxwell dan
hasil percobaan Hertz untuk mengirimkan pesan melalui ruang hampa yang disebut
telegram tanpa kabel, yang kemudian dikenal dengan radio. Tahun 1906 bertepatan
dengan malam Natal sebagai pengganti pengiriman kode Morse, pemancar radio yang
pertama kali dibuat untuk menyiarkan lagu-lagu Natal. Berikutnya gambar
bergerak dan teknologi pemancar radio digabung, sehingga tercipta televisi.
Vladimir K. Zworykin ahli fisika kelahiran Rusia telah
mendemonstrasikan televisi elektronik pertama kali pada tahun 1928. Teknologi
informasi komunikasi terus berkembang. Tahun 1960 ketika Echo I, berhasil
menerima gelombang radio dari bumi dan memancarkannya kembali ke bumi. Sejak
itu mulai diluncurkan satelit ke ruang angkasa. Dengan ini maka komunikasi
melalui satelit berkembang di dunia.
4) Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan.
Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perencanaan
perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan
desain produk. Arsitektur juga merujuk pada hasil-hasil proses perancangan
tersebut. Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura ( yang merupakan
sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik
haruslah memiliki Keindahan/Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan
Kegunaan/Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan bahwa keseimbangan dan
koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi
unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangn
fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur
fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun
psikologis.
Bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata.
Namun, kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau
tukang-tukang batu di negara-negara berkembang, atau melaui standar produksi di
negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian
arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan
yang memiliki makna budaya/politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh
masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah,
tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri.
B. Perkembangan Sistem Informasi dan Komunikasi serta
Perhubungan
1. Sistem Informasi dan Komunikasi
1) Pengertian Informasi dan Komunikasi Informasi adalah
keterangan berupa suara, isyarat, tulisan atau mungkin cahaya yang dengan cara
tertentu dapat diterima oleh pihak penerima informasi. Penerima informasi dapat
berupa makhluk hidup, tetapi juga dapat berupa mesin. Informasi sebenarnya
merupakan satu tahapan dari pengertian dan proses komunikasi. Di dalam komunikasi
ada penyampai pesan (komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Untuk itu
diperlukan media.
Di dalam proses komunikasi, pesan disampaikan dari
komunikator kepada komunikan setelah menerima pesan, kemudian memberikan pesan
itu kembali kepada pihak komunikator. Hal ini berarti terjadi hubungan timbale
balik antara penyampai dan penerima pesan. Sedangkan informasi prosesnya hanya
berlangsung satu arah, yakni hanya dari penyampai ke penerima pesan. Dalam
pengertian yang lebih luas, informasi dapat diartikan penambahan pengetahuan
bagi bagi penerima. Hal ini sesuai dengan pengertian informasi dalam bahasa
Inggris yang berasal dari kata informar (dari bahasa Latin) yang berarti
membentuk melaui pendidikan.
Mengenai tinggi rendahnya nilai atau makna informasi sangat
tergantung pada digunakan atau tidaknya infomasi itu oleh penerima. Tidak semua
informasi dapat diterima oleh sasaran (penerima). Hal ini terjadi karena
berbagai kemungkinan, bisa timbul dari suatu proses penyampaian informasi.
Misalnya pihak penyampai sedang tidak konsentrasi, kesehatan terganggu, dan
lingkungan tidak mendukung. Sementara itu, kalau dinilai dan ditafsirkan
bermanfaat bagi penerima, informasi dapat dikatakan baik dan dapat mengurangi
atau bahkan meniadakan ketidakpastian. Dengan demikian masalah yang ada dapat
terpecahkan, sehingga tidak terlalu barat. Sebaliknya, informasi juga
menimbulkan keresahan.
Contoh ketika terjadi gempa bumi di Yogyakarta, kira-kira
satu jam kemudian muncul berita bahwa terjadi tsunami, air laut sudah mencapai
beberapa kilometer dari pantai. Komunikasi adalah transportasi informasi antar
orang atau antarkelompok orang. Komunikasi berpangkal pada istilah communicare
berarti berpartisipasi, memberitahukan atau menjadi milik bersama. Jadi, dari
arti tersebut mengandung pengertian memberitahukan berita atau pesan,
pengetahuan, pikiran-pikiran dengan maksud untuk menggugah partisipasi agar
yang diberitahukan itu dipahami bersama antara si penyampai berita dengan si
penerima.
Dan begitu sebaliknya jawaban si penerima dipahami si
penyampai. Inilah yang dimaksud dengan hubungan timbal balik atau informasi dua
arah. Komunikasi dapat berlangsung dalam bentuk penyebarluasan berita lewat
suara, isyarat, tulisan, gambar, dan lambang-lambang tertentu atau media lainnya
yang bisa berperan sebagai media atau saluran. Dilihat dari segi subjeknya,
komunikasi dapat berlangsung antara seorang dengan seorang dan antara seorang
dengan kelompok orang. Kemudian komunikasi orang dengan orang secara aktif akan
terjadi komunikasi pribadi. Penyebaran informasi atau komunikasi yang membawa
pesan untuk orang banyak merupakan jenis komunikasi massa. Dalam hal ini jelas
bahwa antara informasi dan komunikasi tidak dapat dipisah-pisahkan. Penyampaian
informasi cenderung akan terjadi proses komunikasi. Di samping istilah
informasi dan komunikasi, ada juga istilah telekomunikasi. Adanya
telekomunikasi berawal dari kebutuhan untuk saling tukar informasi atau
komunikasi antara manusia dengan manusia lain tetapi terhalang oleh jarak. Oleh
karena rintangan jarak maka manusia tidak dapat bertemu muka, suaranya tidak
dapat mencapai telinga orang lain (lawan bicara), maka dicari jalan untuk
mengatasi jarak tersebut dengan teknologi. Dengan demikian terjadilah
telekomunikasi.
2) Perkembangan Informasi dan Komunikasi
Sesuai dengan perkembangan teknologi , maka sistem informasi
dan komunikasi di Indonesia mengalami perkembangan pesat, apalagi yang
menyangkut komunikasi massa. Buku, surat kabar, majalah, siaran radio, dan
televisi merupakan media massa yang sangat populer. Sekalipun demikian, alat
tradisional berupa kentongan, kadang-kadang masih digunakan.
Beberapa sarana informasi dan komunikasi modern di Indonesia
dapat diterangkan sebagai berikut:
a) Radio
Radio adalah alat komunikasi yang memanfaatkan gelombang
elektromagnetik sebagai pembawa pesan yang dipancarkan melalui udara dengan
kecepatan mirip kecepatan cahaya. Proses penyampaian pesan memerlukan dua
sarana utama, yakni sebuah pengirim pesan yang lazim disebut pemancar radio dan
sebuah penerima disebut penerima radio. Teknologi keradioan bermula dari
penemuan Guilerino Marconi dari Italia yang membuat alat telegraf tanpa kawat
yang kemudian memacu perkembangan ilmu telekomunikasi radio. Sejak itu, ilmu
telekomunikasi radio berkembang seiring dengan perkembangan ilmu elektronika.
Selanjutnya, James Clerk Maxwell juga telah meletakkan
dasar-dasar teknik komunikasi radio. Tahun 1864 ia mengemukakan teori
elektromagnetisme dengan pendekatan matematis.
Berikutnya, ahli lain mengembangkan perangkat pembangkit
gelombang elektromagnetik. Alat komunikasi massa yang berupa radio sangat
popular dan memasyarakat di Indonesia. Dilihat dari perkembangannya, siaran
radio di Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. Ketika pecah
Perang Dunia I, pemerintah Hindia Belanda dan Kerajaan Belanda merasakan
perlunya ada hubungan yang cepat antara kedua wilayah itu (Indonesia dan negeri
Belanda). Hal ini terutama untuk menyampaikan peratuaran pemerintah dan berita,
baik yang bersifat biasa maupun yang rahasia. Untuk sangat diperlukan adanya
radio. Sejak itulah timbul semangat keradioan di kalangan orang-orang Belanda
di negeri jajahan. Dengan bantuan Jawatan pos, telepon dan telegraf, Belanda
mendirikan pemancar-pemancar, misalnya di Bandung.
b) Televisi
Di Indonesia, televisi merupakan alat komunikasi yang sangat
efektif.
(1) Pertumbuhan dan Perkembangan Televisi
Salah satu sistem televisi mula pertama diperkenalkan oleh
George Carey, sekitar tahun 1875. Televisi ini dikenal dengan televisi mekanis.
Tahun 1884 menyusul Paul Nipkon juga mengembangkan televisi denagn cakram
berputar. Perkembangan sistem televisi secara langsung maupun tidak langsung
sangat dibantu oleh penemuan-penemuan alat elektronik, antara lain penemuan
tabung sinar katode oleh K.F. Braun pada tahun 1904, penemuan kode tabung hampa
oleh I.A. Fleming dan penemuan triode tabung hampa oleh Lee De Forest pada
tahun 1906. Penemuan-penemuan ini kemudian memunculkan televisi.
Pada tahun 1926 Baird untuk pertama kali berhasil
mendemonstrasikan televisi yang dipancarkan secara listrik. Sekalipun gambarnya
belum begitu sempurna, tetapi itulah televisi modern pertama. Setelah itu,
kemudian diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. Dikembangkanlah sistem televisi
elektronik.
Hal ini mulai dikembangkan pada tahun 1932. Tahun 1935 sudah
dilakukan penyiaran-penyiaran televisi, misalnya di Jerman, terus berkembang di
Amerika dan Negara-negara Eropa yang lain, Bahkan Bred, Bell dan Frank Gray,
masing-masing telah mencoba mengembangkan sistem pemancaran televisi warna.
(2) Perkembangan Televisi di Indonesia
(a) TVRI
Indonesia tidak ingin ketinggalan dalam bidang informasi dan
komunisi dengan media televisi. Mulailah dirintis penyiaran melalui televisi,
yang kemudian disebut dengan TVRI (Televisi Republik Indonesia). Munculnya
siaran televisi di Indonesia, mula pertama didorong oleh keinginan pemerintah
untuk meliput acara Asian Games IV di Jakarta pada tahun 1961. Didorong oleh
keinginan itu, maka pemerintah membentuk Panitia Persiapan Televisi yang
dipimpin oleh R.M. Sunaryo (Direktur Urusan Teknik Jawatan radio) sebagai
wakil.
Di bawah naungan Panitia Pelaksana Asian Games IV, TVRI pada
tanggal 17 Agustus 1962, melakukan siaran perdananya. Waktu itu TVRI meliput
upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI.
(b) Televisi Swasta
Media televisi terus berkembang dam sangat populer di
kalangan rakyat Indonesia. Bahkan dalam perkembangannya di samping TVRI, juga
muncul televisi-televisi swasta. Untuk menopang dana, televisi swasta diizinkan
menyiarkan iklan. Televisi swasta hanya berbentuk siaran saluran terbatas,
maksudnya siaran tidak begitu saja dapat diterima di setiap TV, tetapi kalau
ingin melihat siaran televisi swasta para pemirsa harus memiliki dekader di pesawat
penerima.
Pada tanggal 24 Agustus 1989, Presiden Soeharto meresmikan
TV swasta pertama, yang dikelola oleh PT RCTI (Rajawali Citra Televisi
Indonesia) di Jakarta. Kemudian, tanggal 24 Agustus 1990 mengudara pula
televisi swasta yang kedua yang diselenggarakan oleh PT Surabaya Citra Televisi
yang kemudian berubah nama SCTV (Surya Citra Televisi) di Surabaya.
Pada tahun 1990, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan baru
di bidang penyiaran televisi. Perusahaan swasta PT CTPI (Cipta Televisi
Pendidikan Indonesia) diberi izin untuk menyiarkan mata acara khusus pendidikan
dengan nama TPI (Televisi Pendidikan Indonesia). Siaran pendidikan diresmikan
oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1991. Siarannya dilangsungkan
pada pagi hari. Juga diizinkan melakukan siaran iklan selama tidak bertentangan
dengan tujuan pendidikan.
Peralatan mula-mula menggunakan perlengkapan milik TVRI,
sebelum menyelesaikan pembangunan gedung studio dan pemancarnya sendiri.
Kemudian muncul pula televisi swasta Indosiar, Lativi, Trans TV, Trans 7,
Global TV, dan TV swasta lainnya. Dengan perkembangan televisi baik pemerintah
(TVRI) maupun televisi swasta telah semakin memasyarakatkan media televisi.
Bahkan siaran-siarannya semakin menarik masyarakat. Televisi telah tampil
sebagai sarana informasi dan komunikasi yang sangat efektif.
Menjamurnya TV swasta dengan berbagai program yang dutayangkan,
ternyata telah banyak mengubah perilaku dan budaya masyarakat, termasuk
masyarakat di tingkat pedesaan. Di satu sisi, masyarakat semakin luas wawasan
pengetahuannya namun di sisi lain budaya masyarakat Indonesia yang dikenal
sebagai budaya Timur, secara perlahan-lahan telah berubah cenderung mengikuti
budaya Barat yang bisa jadi bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat dan norma-norma agama. Siaran-siaran radio, tayangan televisi dan
gambargamabr di media cetak, ternyata ada yang telah mendorong untuk melakukan
kegiatan pelecehan dengan berbagai bentuk. Begitu pula pada tatanan moral
televisi kurang memberikan sesuatu yang baik.
3) Sistem Transportasi dan Sarana Perhubungan
Sesuai dengan keadaan Negara Indonesia, terdiri dari banyak
pulau, maka dikembangkan sistem transportasi, baik darat, udara, maupun laut.
Di samping kelengkapan sarana prasarananya, juga dituntut sistem transportasi
yang nyaman, cepat, dan aman. Oleh karena itu dari Pelita ke Pelita sarana dan
prasarana perhubungan terus diusahakan untuk ditingkatkan baik kuantitas maupun
kualitasnya.
Dengan ditingkatkannya sarana-prasarana perhubungan baik
kuantitas maupun kualitasnya, maka dengan lancar dapat menghubungkan daerah
satu dengan daerah yang lain. Hal ini telah mendekatkan dan mengakrabkan daerah
yang satu dengan daerah yang lain.
Peningkatan pembangunan di bidang perhubungan juga telah
meningkatkan peranan dan fungsi perhubungan dalam memberikan keanekaragan jasa
dengan pola pelayanan yang semakin seimbang, terpadu dan saling mengasihi,
sehingga distribusi hasil produksi ke seluruh wilayah tanah air dapat berjalan
lancar dan aman.
Upaya peningkatan efesiensi dan efektivitas penyediaan jasa
perhubungan juga telah dilakukan dengan penyempurnaan peraturan-peraturan di
bidang perhubungan, pengelolaan, dan kelembagaan. Dengan ini diharapkan
keandalan dan mutu pelayanan pada masyarakat dapat ditingkatkan, tanpa harus
dihambat oleh berbagai pungutan liar. Pemerintah juga diharapkan dapat
menyediakan alat transportasi dalam jumlah yang cukup, sehingga tidak
menimbulkan masalah bagi masyarakat, misalnya masa-masa liburan sekolah dan
lebih-lebih pada situasi Idul Fitri. Tetapi juga teknologi perhubungan juga
akan mengalami hal-hal yang sangat membahayakan bagi umat manusia. Kelengahan
akan manusia menyebabkan banyak kecelakaan dibidang transportasi yang banyak
memakan korban jiwa.
a) Perhubungan Darat
(1) Angkutan Jalan Raya
Perhubungan dan angkutan darat merupakan sektor yang sangat
dominan bagi masyarakat umum. Sebab angkutan darat relatif lebih murah. Untuk
itu upaya peningkatan sarana dan prasarana terus dilakukan. Untuk prasarana
jalan, sasaran utama kebijaksanaan pembangunan adalah peningkatan kemampuan
struktur serta kapasitas jalan secara bertahap dan menyebar yang disesuaikan
dengan pertumbuhan lalu lintas yang ada di masing-masing daerah.
Pembangunan ini juga disesuaikan dengan kemampuan dana dan
daya yang tersedia. Untuk mendukung kebijaksanaan tersebut dilaksanakanlah
program-progam rehabilitasi dan pemeliharaan jalan, peningkatan jalan dan
jembatan serta pembangunan jalan dan jembatan baru.
Sarana angkutan semakin meningkat jumlahnya. Jadi, dengan
adanya jalan-jalan yang baik telah mendorong perusahaan angkutan untuk
meningkatkan sarana angkutan. Sebagai contoh peningkatan kendaraan bus DAMRI.
Armada bus DAMRI sudah berhasil diremajakan tahap demi tahap guna melayani angkutan
sampai daerah terpencil.
(2) Angkutan Kereta Api
Pelaksanaan pembangunan di sektor angkutan kereta api
terutama dilakukan dengan rehabilitasi serta peningkatan prasarana dan sarana.
Jalan-jalan kereta api direhabilitasi dan memfungsikan stasiun-stasiun kereta
api yang ada secara efektif. Juga memperbaiki, meremajakan dan menambah jumlah
gerbong serta meningkatkan mutu peralatan.
Perbaikan dan peningkatan mutu peralatan kereta api ternyata
memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Pelayanan angkutan kereta api dapat
diperluas dan mutunya dapat ditingkatkan. Khusus yang menyangkut transportasi
manusia telah diselenggarakan perjalanan kereta api baru di seluruh Indonesia.
Misalnya ada kereta Bima I dan Bima II, Mutiara Utara, Mutiara Selatan, dan
Senja Utama. Kemudian juga telah diresmikan kereta api Parahiyangan untuk
jurusan Jakarta-Bandung. Kemudian, ada kereta api listrik Jabotabek, Patas,
Sriwijaya untuk Tanjungkarang-Kertapati, Lancang Kuning untuk Tanjung
Balai-Medan, dan lain-lain.
Di samping itu juga dioperasikan berbagai macam kereta
ekonomi, dan dalam perkembangan sekarang telah dioperasikan kereta api
eksklusif. Dalam perkembangan terakhir ini, telah dioperasikan kereta api
cepat, Jakarta-Surabaya yang hanya ditempuh sekitar 9 jam.
Kereta api juga dikembangkan sebagai alat angkut barang
hasil produksi pertanian, perkebunan, industri, dan pertambangan. Seiring
dengan meningkatnya hasil-hasil pembangunan, maka kereta api barang juga terus
ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya.
b) Penyeberangan dan Transportasi Laut
Sesuai dengan keadaan Indonesia yang berpulau-pulau, maka
kegiatan penyebrangan dan transportasi angkutan laut menjadi semakin penting.
Oleh karena itu, pembangunan si bidang perhubungan laut diharapkan dapat
memperlancar arus barang dan penumpang antarpulau. Pelayaran dalam maupun luar
negeri untuk memajukan kegiatan perdagangan ekspor maupun impor dan pemerataan
pemabangunan terus ditingkatkan. Untuk kepentingan itu maka terus ditingkatkan
jumlah dan kualitas sarana-prasarana perhubungan laut. Selain itu juga
diusahakan peningkatan efisiensi pengelolaan agar dapat meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan misalnya rehabilitasi.,
penggantian dan penambahan sarana prasarana seperti armada pelayaran, fasilitas
pelabuhan, pengerukan alur pelayaran dan penyeberangan, keselamatan pelayaran,
kesyahbandaran, telekomunikasi, navigasi, serta fasilitas pengamanan laut dan
pantai.
c) Transportasi Udara
Seiring dengan kemajuan zaman, transportasi udara ternyata
semakin berkembang. Sampai tahun keempat Repelita IV, usaha untuk melakukan
rehabilitasi dan peningkatan sarana prasarana perhubungan udara, terus
dilakukan. Beberapa usaha peningkatan itu, misalnya peningkatan kemampuan
landasan udara, peningkatan peralatan keselamatan penerbangan dan penambahan
sarana angkutan.
Dengan upaya rehabilitasi dan peningkatan tersebut akan
meningkatkan frekuensi penerbangan. Perkembangan jasa angkutan udara dalam
negeri dapat dilihat antara lain dari peningkatan baik jumlah penumpang maupun
barang. Jumlah penumpang yang diangkut cenderung meningkat.
Untuk meningkatkan hubungan udara dengan daerah-daerah
terpencil, dikembangkan pelayanan angkutan udara perintis. Angkutan udara
perintis telah menggunakan pesawat DHC-6/Twin Otter dan pesawat C-212/Cassa.
Angkutan untuk perintis cenderung meningkat.
Dengan adanya kemajuan dalam bidang transportasi ini, jelas
membawa kelancaran dalam perekonomian masyarakat. Kemajuan dalam bidang ekonomi
merupakan perubahan dalam bidang sosial dan kebudayaan.
C. Dampak Iptek Terhadap Masyarakat dan Budaya Setempat
Penerapan Iptek dalam pembangunan telah meningkatkan
kehidupan masyarakat dan memajukan kehidupan bangsa dan negara di berbagai
sektor. Namun harus disadari di balik semua itu ada dampak-dampak negatifnya
terhadap lingkungan hidup. Yang dimaksud lingkungan hidup dalam hal ini adalah
menyangkut lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya. Lingkungan alam
adalah segala kondisi alam baik yang organik maupun anorganik (tumbuh-tumbuhan,
binatang, air, tanah, batuan, udara, dan lain-lain). Sedangkan lingkungan
sosial adalah semua manusia yang ada di sekitar, baik perorangan maupun
kelompok ( misalnya keluarga, teman sepermainan, tetangga, dan teman sekerja).
Kemudian juga menyangkut lingkungan budaya, yakni hal-hal yang berkaitan dengan
karya cipta dan hasil perbuatan atau tingkah laku manusia misalnya yang
menyangkut gagasan, norma, kepercayaan, adat istiadat, pakaian, rumah, dan
lain-lain.
1. Perubahan Tata Nilai
Berbagai penemuan teknologi telah membawa perubahan yang
begitu cepat dalam tata kehidupan masyarakat. Perubahan itu antara lain cara
orang bekerja, gaya hidup, dan tata nilai masyarakat. Berbagai penemuan dan
penerapan teknologi telah membuka fase industrialisasi. Teknologi dan
industrialisasi cenderung mempercepat tempo kehidupan, pengangkutan serba
cepat, dan komunikasi secepat kilat.
Ciri masyarakat industrialis akan samgat tergantung pada
produk teknologi. Ketergantungan ini telah mendorong pada pilihan-pilihan yang
terkait dengan reward (keuntungan) dan cost (biaya). Untuk mencapai
kesejahteraan hidup, orang cenderung untuk mendapatkan keuntungan dan
memperkecil biaya. Hal ini telah mengarahkan manusia ke dalam paham
materialisme. Akibatnya, ketergantungan manusia terhadap sesamanya semakin
berkurang. Ikatan sosial tradisional akan semakin luntur dan beralih pada
ikatan kepentingan dengan pertimbangan untung dan rugi. Muncullah tata nilai
budaya yang individual materialistik. Nilai-nilai kegotong-royongan, terutama
di lingkungan masyarakat kota mulai melemah.
2. Adanya Kesenjangan Sosial
Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan dan
membuka lapangan kerja. Tetapi juga memunculkan kesenjangan sosial di
masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya bahkan
menjadi konglomerat, tetapi juga ada kelompok masyarakat yang tidak memiliki
ketrampilan. Mereka yang tidak menguasai teknologi akan semakin ketinggalan dan
hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam antara si kaya dan
si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan sosial dan kerawanan keamanan.
3. Merosot dan Rusaknya Lingkungan Alam
Akibat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk, dan
penerapan Iptek yang kurang bijaksana telah menimbulakan kemerosotan kualitas
lingkungan alam. Bahkan tidak hanya merosot, tetapi juga mulai timbul
kerusakan-kerusakan sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan yang
berkaitan dengan merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam, sebagai
berikut:
a) Kemerosotan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Alam
Merosotnya kualitas dan kuantitas sumber daya alam itu
terjadi antara lain karena pemanfaatan lingkungan alam yang berlebihan
melampaui kemampuan, sehingga alam itu sulit dipulihkan.. Perkembangan Iptek
dipacu untuk mengejar keuntungan dan kesejahteraan diri manusia itu sendiri.
Hal ini telah mendorong berbagai praktek teknologi yang mengeksploitasi sumber
daya alam secara kurang bertanggung jawab, karena semata-mata untuk kemewahan.
Akibatnya, sumber daya alam kita menjadi menipis.
Kualitas sumber daya yang mengalami kemunduran cukup parah
adalah sumber daya air. Di berbagai wilayah, baik air tawar maupun air laut
mulai mengalami pencemaran, misalnya karena tercampur dengan logam berat,
adanya bakteri coli dan tinja. Sumber air tanah juga mulai tercemar oleh
campuran air laut. Sebagai contoh di Jakarta sudah meresap sejauh 5-8 km dari
pantai (jadi sudah sampai sekitar Monas).
b) Pencemaran oleh Limbah dan Bahan Berbahaya
Terjadi pencemaran pada berbagai sumber daya alam telah
menurunkan fungsi dari sumber alam, seperti air, udara, tanah, dan bahan
makanan. Pencemaran ini disebabkan oleh limbah, terutama dari kawasan industri.
Yang paling dikhawatirkan adalah penggunaan bahan kimia yang berbahaya, seperti
industri pestisida dan timbulnya limbah B3 (bahan beracun berbahaya) dari
kawasan industri.
c) Meningkatnya Lapisan Gas CO2 dan Kenaikan Suhu Bumi
Akibat adanya dampak kamar kaca telah menyebabkan
menebalanya lapisan gas CO2 yang menyelubungi bumi. Gas ini berasal dari
penggunaan energi minyak, batu bara, dan gas. Panasnya gas yang menyelimuti
bumi bisa berakibat meningkatnya suhu bumi atau perubahan iklim. Oleh karena
bumi begitu panas dapat menimbulakan kebakaran hutan.
Menurut perkiraan dalam 50 tahun yang akan datang suhu bumi
akan meningkat 1-3 derajat celcius di khatulistiwa dan 7 derajat celcius di
kedua kutub. Akibatnya, gunung-gunung es di kutub akan mencair. Permukaan air
laut naik dan dapat menenggelamkan daerah-daerah di pinggir laut. Sementara,
daerah yang kering akan menjadi semakin kering.
d) Adanya Hujan Asam
Industri, khususnya pengeboran logam, pembangkit listrik
batu bara dan penggunaan energi minyak, batu bara dan gas telah mengeluarakan
berton-ton SO2, NO2, dan CO2. Hal ini akan berakibat turun hujan yang bersifat
asam. Air hujan dengan kadar keasaman yang tinggi itu akan merusak hutan,
menyebabkan berkaratnya benda-benda logam (jembatan, rel). Bahkan bangunan dari
beton, marmer menjadi cepat rusak.
e) Lubang Lapisan Ozon
Lapisan tipis ozon (O3) pada ketinggian +-30 km di atas bumi
telah makin menipis. Bahkan di beberapa tempat telah menjadi rusak (berlubang).
Padahal lapisan ozon berfungsi menahan 99% dari radiasi sinar ultra violet yang
berbahaya bagi kehidupan. Lapisan ozon ini rusak karena bahan kimia, gas
penyemprot minyak wangi, dan mesin pendingin. Akibat rusaknya lapisan ozon
dapat menimbulkan kanker kulit, kerusakan mata, dan kerusakan tanaman budidaya.
f) Adanya Bencana Alam Banjir
Bencana banjir terjadi karena ulah manusia yang tidak peduli
dengan kelestarian lingkungan. Hanya karena ingin mengejar keuntungan, maka
manusia telah melakukan penebangan hutan tanpa terkendali. Demi kepentingan
bisnis, daerah-daerah jalur hijau berubah menjadi berbagai bangunan.
4. Kekhawatiran Manusia terhadap Persenjataan Kimia dan
Nuklir
Perkembangan iptek tidak menutup kemungkinan untuk
mengembangkan persenjataan canggih, termasuk senjata kimia dan nuklir. Hal ini
dapat membahayakan kehidupan manusia.
5. Berkembangnya Kenakalan Remaja dan Kriminalitas
Perkembangan dan penerapan iptek telah mendorong terjadinya
globalisasi. Dengan berbagai macam media, setiap orang termasuk para remaja
mudah kena pengaruh nilai budaya lain, termasuk tingkah laku kekerasan. Media
massa dan terutama televisi disebut-sebut sebagai salah satu media yang sangat
besar pengaruhnya, khususnya bagi remaja dan manusia pada umumnya.
Muncullah kenakalan remaja antara lain karena adanya
pengaruh dari luar melalui media massa termasuk film-film di televisi. Begitu
juga berbagai bentuk kriminalitas juga dipengaruhi oleh media massa. Demikian uraian
mengenai dampak penerapan IPTEK terhadap lingkungan hidup. Jadi, jelas
penerapan IPTEK memiliki banyak keuntungan, tetapi juga ada dampak negatif yang
harus dicari jalan pemecahannya. Selain dampak positif, perkembangan sistem
informasi, komunikasi, dan transportasi juga memiliki dampak yang negatif.
Dengan adanya media informasi, komunikasi, dan transportasi
ternyata telah membawa pengaruh nilai-nilai sosial budaya luar yang mulai
menggeser budaya bangsa klasik yang adi luhung. Kehidupan individualistik mulai
berkembang dan menggeser nilai-nilai kekerabatan dan gotong royong sebagian
rakyat Indonesia.
Dengan semakin berkembangnya alat transportasi, juga
menimbulkan dampak negatif. Semakin banyaknya kendaraan bermotor telah
menimbulkan polusi, sehingga mengurangi kenyamanan, menganggu kesehatan setiap
pemakai jalan, sering menimbulkan kecelakaan.