Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi





Pengertian Iptek

Ilmu pengetahuan merupakan bagian dari pengetahuan. Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segala sesuatu yang kita ketahui. Cara mendapatkan pengetahuan dapat melalui berbagai kesempatan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja dan secara spontan. Ilmu merupakan hasil pemikiran manusia yang diperoleh dari pengalamannya. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bersifat metodis, sistematis, dan logis. Jadi, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode keilmuan, yakni diperoleh dengan menggunakan cara kerja yang rinci, sistematis, dan logis. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang merupakan ilmu memiliki syarat dan ciri-ciri, antara lain memiliki objek, memiliki tujuan dan metode, bersifat empiris, rasional, dan objektif.
Berkaitan dengan objek kajiannya, pengetahuan ilmiah memiliki cabang-cabang yang bersifat khusus, antara lain biologi, fisika, antropologi, geografi, sosiologi, dan sejarah.
Di Indonesia ilmu lazim disebut ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, di lingkungan pendidikan dikenal IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).
Teknologi (ilmu teknik) adalah ilmu terapan. Teknologi mendorong diciptakan atau dikembangkannya ilmu pengetahuan yang lebih maju. Jadi, Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) itu saling berkaitan. Teknologi juga diartikan perangkat dan metode-metode untuk membuat sesuatu. Harvey Brooks mengartikan teknologi sebagai pemakaian pengetahuan ilmiah untuk memproduksi barang-barang dengan jalan
reproduksi.
Sementara Schon mengartikan teknologi adalah suatu cara dan suatu proses untuk membuat sesuatu yang dapat mengembangkan keterampilan manusia. Dalam kaitan ini teknologi merupakan kekuatan otonom yang mampu mengubah kehidupan manusia. Akan tetapi, teknologi juga dapat menambah dan memperbanyak kemampuan dan kekuasaan/kekuatan manusia. Jadi, dengan teknologi manusia dapat dipengaruhi/dikuasai oleh teknologi. Ciri-ciri teknologi antara lain rasionalisasi, tidak alami (artificial) dan otomatis universal.
2. Perkembangan IPTEK
a. Perkembangan IPTEK
Permulaan dari IPTEK dapat ditelusuri sejak keberadaan manusia. Manusia purba telah memiliki pengetahuan tentang keadaan alam. Usaha mula-mula di bidang keilmuan yang tercatat dalam sejarah adalah yang dilakukan oleh bangsa Mesir Kuno. Banjir Sungai Nil yang terjadi setiap tahun telah mendorong berkembangnya sistem almanak, geometri, dan kegiatan pengamatan serta penelitian. Kegiatan keilmuan kemudian diikuti oleh orang-orang Babilonia dan orang-orang Hindu. Kegiatan keilmuan pengembangan iptek berlangsung sampai zaman modern.

Perkembangan Iptek didunia juga sejalan dengan laju peradaban manusia. Seiring dengan berkembangnya Zaman iptek yang pada awalnya adalah suatu kebudayaan manusia berkembang menjadi sesuatu alat untuk membantu aktivitas manusia. Manusia yang selalu ingin berkarya menyebabkan manusia berlomba-lomba dalam penciptaan Iptek sehingga lupa dengan perubahan yang diakibatkan dari Iptek itu sendiri. Dengan demikian perkembangan Iptek sudah dimulai pada zaman purba dan berkembang sampai sekarang.
. Jenis-jenis Iptek
Jenis-jenis Iptek yang berkembang saat ini sudah dapat digunakan oleh masyarakat. Pada keadaan yang membutuhkan manusia selalu melakukan inovasi. Misalnya, dalam bidang kesehatan, astronomi, teknologi, perhubungan, dan arsitektur. Adapun jenis-jenis Iptek adalah sebagai berikut.
1) Kesehatan
Dalam bidang kesehatan masalah pelayanan kesehatan, penyakit, gizi, farmasi, dan kesehatan lingkungan menjadi perhatian pokok. Untuk itu telah ditingkatkan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Disamping itu alat-alat kedokteran telah mencapai kemajuan yang sangat pesat. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan kesehatan masyarakat. Sementara itu, di beberapa rumah sakit tertentu sedang dilakukan penelitian tentang pemanfaatan RIA (Radio Immunmo Assay), yaitu suatu alat diagnosa yang menggunakan teknik radioisotope. Dengan ini maka kesehatan masyarakat semakin meningkat dan angka kematian semakin menurun.
2) Astronomi
Selama ini sebagian masyarakat hanya mengetahui matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat, tetapi tidak mengetahui ada apa sebenarnya di dalam matahari atau bagaimana terbentuknya matahari. Padahal, sejak zaman dahulu tata surya dan matahari merupakan sesuatu yang vital. Masih ada sebagian masyarakat yang memanfaatkan siklus matahari sebagai patokan untuk bercocok tanam, penunjuk arah, atau patokan waktu. Bahkan di tengah pesatnya perkembangan teknologi, ilmu falak merupakan dasar yang diajarkan untuk kepentingan navigasi. Astronomi adalah ilmu perbintangan. Kita pernah mendengar astronomi (ahli perbintangan) berkebangsaan Polandia yang bernama Nicolaus Copernicus.
Copernicus sudah berkenalan dengan ide-ide filosof Yunani Aristarchus dari Samos (abad ke-13 SM). Filosof ini berpendapat bahwa bumi dan planet-planet lain berputar mengitari matahari. Copernicus jadi yakin dengan kebenaran hipotesa “heliocentris” ini, dan tatkala ia menginjak usia empat puluh tahun ia mulai mengedarkan buah tulisannya diantara teman-temannya dalam bentuk tulisan-tulisan ringkas, mengedepankan cikal bakal gagasannya sendiri tentang masalah itu. Copernicus memerlukan waktu bertahun-tahun melakukan pengamatan, perhitungan cermat yang diperlukan untuk penyusunan buku besarnya De Revolutionibus Orbium Coelestium (tentang Revolusi Bulatan Benda-benda Langit), yang melukiskan teorinya secara terperinci dan mengedepankan pembuktian-pembuktiannya.
Dalam buku itu Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi berputar pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lain semuanya berputar mengelilingi matahari. Aristarchus lebih dari tujuh belas abad lamanya dari Copernicus sudah mengemukakan persoalan-persoalan menyangkut hipotesa peredaran benda-benda langit, adalah layak. Sebab, betapapun Aristarchus sudah mengedepankan pelbagai masalah yang mengandung inspirasi, namun dia tak pernah merumuskan teori yang cukup terperinci sehingga punya manfaat dari kacamata ilmiah. Tatkala Copernicus menggarap perhitungan matematik hipotesa-hipotesa secara terperinci, dia berhasil mengubahnya menjadi teori ilmiah yang punya arti dan guna. Dapat digunakan untuk dugaan-dugaan, dapat dibuktikan dengan pengamatan astronomis, dapat bermanfaat dibanding dengan teori-teori terdahulu bahwa dunialah yang jadi sentral ruang angkasa.
Perkembangan Astronomi di Indonesia
Tanggal 7 Juni 1928 – tujuh puluh delapan tahun lalu terjadi peristiwa penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam di Indonesia. Peristiwa di Lembang itu, sebuah desa di pegunungan sebelah utara Bandung, adalah tempat peresmian pemakaian teropong bintang besar, refraktor ganda Zeiss yang berdiameter 60 cm, di Observatorium Bosscha..
Kegiatan di Observatorium Bosscha telah banyak dimulai bahkan sebelum teropong besar Zeiss berfungsi tahun 1928, berupa program pengamatan dengan teropong lebih kecil yang sudah berjalan aktif. Program utama yang dijalankan adalah pengamatan sejumlah besar bintang ganda, survey bintang dalam Galaksi Bima Sakti di langit selatan, pengamatan bintang variable, dan kerja sama dengan Dinas Topografi dalam studi geografi. Menjelang tahun 1950, di bawah koordinasi Dr GB van Albada, berbagai aktifitas kembali berlangsung di Observatorium Bosscha termasuk keikutsertaannya dalam pendidikan ilmu pengetahuan alam di ITB (dulu FIPIA-UI). Program utama masih tetap studi bintang ganda. Perhatian dari para astronom internasioanal pun berdatangan (termasuk dari Hertzprug dan Russel, dua nama besar dalam astrofisika), dan hal ini sangat membantu perkembangan dunia astronomi di Indonesia selanjutnya.
Dengan berlangsungnya proses peralihan ke Pemerintah Republik Indonesia, putra-putri Indonesia meneruskan kegiatan penelitian dan pendidikan astronomi di Observatorium Bosscha, yang sejak tahun 1951 bersama-sama Departemen Astronomi berada di bawah naungan ITB. Topik penelitian berkembang dari Astrofisika Bintang, Studi Galaksi Bima Sakti, Studi Tata Surya, sampai Kosmologi.
Observatorium Bosscha memang memilki sejarah dan peran unik. Sebagai satu-satunya observatorium besar di Indonesia, dan bahkan untuk beberapa lama di Asia Tenggara, membuat observatorium ini menjadi salah satu penegak ilmu astronomi di Indonesia. Di dalam perkembangan selanjutnya, dengan meluasnya kegiatan astronomi di Indonesia, Observatorium Bosscha diupayakan tetap menjadi pusat astronomi, sebagai situs ilmiah yang keutuhan dan nilainya selalu terlindungi, serta merupakan sumber informasi astronomi bagi masyarakat.
Ketakjuban manusia akan keindahan langit dan kerendahan hati untuk selalu bertanya akan tempatnya di semesta yang maha luas, membuat kehadiran astronomi diperlukan. Karenanya selalu besar harapan akan berlanjutnya dukungan terhadap kehadiran observatorium ini untuk kemajuan astronomi di Tanah Air. (http:/ www.geocities.com)



3) Teknologi
Berbagai penemuan di bidang teknologi telah mendorong majunya infomasi dan teknologi. Setelah James Watt menemukan mesin uap, maka Friedrich Konig (orang Jerman) mengembangkan mesin cetak dengan tenaga. Kemudian berkembanglah cetak-mencetak berbagai berita dan pesan dengan menggunakan mesin ketik. Mesin ketik yang pertama kali dipatenkan adalah rancangan tiga orang Amerika yaitu Christoper L. Sholes, Samuel Soule, dan Carlos Glidden (1868).
Dunia elektronik semakin maju. Hal ini telah membuka babak baru bagi kegiatan komunikasi. Hal ini dimulai tahun 1840 sewaktu F.B. Morse menemukan telegram listrik. Sejak saat ini mulai komunikasi jarak jauh dengan tepat. Tahun 1876 Alexander Graham Bell menemukan telepon. Tahun 1864 Clark Maxwell menemukan toeri bahwa gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam ruang hampa. Tahun 1895, Guilerino Marconi menggabungkan pemenuan Maxwell dan hasil percobaan Hertz untuk mengirimkan pesan melalui ruang hampa yang disebut telegram tanpa kabel, yang kemudian dikenal dengan radio. Tahun 1906 bertepatan dengan malam Natal sebagai pengganti pengiriman kode Morse, pemancar radio yang pertama kali dibuat untuk menyiarkan lagu-lagu Natal. Berikutnya gambar bergerak dan teknologi pemancar radio digabung, sehingga tercipta televisi.
Vladimir K. Zworykin ahli fisika kelahiran Rusia telah mendemonstrasikan televisi elektronik pertama kali pada tahun 1928. Teknologi informasi komunikasi terus berkembang. Tahun 1960 ketika Echo I, berhasil menerima gelombang radio dari bumi dan memancarkannya kembali ke bumi. Sejak itu mulai diluncurkan satelit ke ruang angkasa. Dengan ini maka komunikasi melalui satelit berkembang di dunia.
4) Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk pada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura ( yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memiliki Keindahan/Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan/Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan bahwa keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangn fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.
Bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu di negara-negara berkembang, atau melaui standar produksi di negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya/politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri.

B. Perkembangan Sistem Informasi dan Komunikasi serta Perhubungan
1. Sistem Informasi dan Komunikasi
1) Pengertian Informasi dan Komunikasi Informasi adalah keterangan berupa suara, isyarat, tulisan atau mungkin cahaya yang dengan cara tertentu dapat diterima oleh pihak penerima informasi. Penerima informasi dapat berupa makhluk hidup, tetapi juga dapat berupa mesin. Informasi sebenarnya merupakan satu tahapan dari pengertian dan proses komunikasi. Di dalam komunikasi ada penyampai pesan (komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Untuk itu diperlukan media.
Di dalam proses komunikasi, pesan disampaikan dari komunikator kepada komunikan setelah menerima pesan, kemudian memberikan pesan itu kembali kepada pihak komunikator. Hal ini berarti terjadi hubungan timbale balik antara penyampai dan penerima pesan. Sedangkan informasi prosesnya hanya berlangsung satu arah, yakni hanya dari penyampai ke penerima pesan. Dalam pengertian yang lebih luas, informasi dapat diartikan penambahan pengetahuan bagi bagi penerima. Hal ini sesuai dengan pengertian informasi dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata informar (dari bahasa Latin) yang berarti membentuk melaui pendidikan.
Mengenai tinggi rendahnya nilai atau makna informasi sangat tergantung pada digunakan atau tidaknya infomasi itu oleh penerima. Tidak semua informasi dapat diterima oleh sasaran (penerima). Hal ini terjadi karena berbagai kemungkinan, bisa timbul dari suatu proses penyampaian informasi. Misalnya pihak penyampai sedang tidak konsentrasi, kesehatan terganggu, dan lingkungan tidak mendukung. Sementara itu, kalau dinilai dan ditafsirkan bermanfaat bagi penerima, informasi dapat dikatakan baik dan dapat mengurangi atau bahkan meniadakan ketidakpastian. Dengan demikian masalah yang ada dapat terpecahkan, sehingga tidak terlalu barat. Sebaliknya, informasi juga menimbulkan keresahan.
Contoh ketika terjadi gempa bumi di Yogyakarta, kira-kira satu jam kemudian muncul berita bahwa terjadi tsunami, air laut sudah mencapai beberapa kilometer dari pantai. Komunikasi adalah transportasi informasi antar orang atau antarkelompok orang. Komunikasi berpangkal pada istilah communicare berarti berpartisipasi, memberitahukan atau menjadi milik bersama. Jadi, dari arti tersebut mengandung pengertian memberitahukan berita atau pesan, pengetahuan, pikiran-pikiran dengan maksud untuk menggugah partisipasi agar yang diberitahukan itu dipahami bersama antara si penyampai berita dengan si penerima.
Dan begitu sebaliknya jawaban si penerima dipahami si penyampai. Inilah yang dimaksud dengan hubungan timbal balik atau informasi dua arah. Komunikasi dapat berlangsung dalam bentuk penyebarluasan berita lewat suara, isyarat, tulisan, gambar, dan lambang-lambang tertentu atau media lainnya yang bisa berperan sebagai media atau saluran. Dilihat dari segi subjeknya, komunikasi dapat berlangsung antara seorang dengan seorang dan antara seorang dengan kelompok orang. Kemudian komunikasi orang dengan orang secara aktif akan terjadi komunikasi pribadi. Penyebaran informasi atau komunikasi yang membawa pesan untuk orang banyak merupakan jenis komunikasi massa. Dalam hal ini jelas bahwa antara informasi dan komunikasi tidak dapat dipisah-pisahkan. Penyampaian informasi cenderung akan terjadi proses komunikasi. Di samping istilah informasi dan komunikasi, ada juga istilah telekomunikasi. Adanya telekomunikasi berawal dari kebutuhan untuk saling tukar informasi atau komunikasi antara manusia dengan manusia lain tetapi terhalang oleh jarak. Oleh karena rintangan jarak maka manusia tidak dapat bertemu muka, suaranya tidak dapat mencapai telinga orang lain (lawan bicara), maka dicari jalan untuk mengatasi jarak tersebut dengan teknologi. Dengan demikian terjadilah telekomunikasi.
2) Perkembangan Informasi dan Komunikasi
Sesuai dengan perkembangan teknologi , maka sistem informasi dan komunikasi di Indonesia mengalami perkembangan pesat, apalagi yang menyangkut komunikasi massa. Buku, surat kabar, majalah, siaran radio, dan televisi merupakan media massa yang sangat populer. Sekalipun demikian, alat tradisional berupa kentongan, kadang-kadang masih digunakan.
Beberapa sarana informasi dan komunikasi modern di Indonesia dapat diterangkan sebagai berikut:
a) Radio
Radio adalah alat komunikasi yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik sebagai pembawa pesan yang dipancarkan melalui udara dengan kecepatan mirip kecepatan cahaya. Proses penyampaian pesan memerlukan dua sarana utama, yakni sebuah pengirim pesan yang lazim disebut pemancar radio dan sebuah penerima disebut penerima radio. Teknologi keradioan bermula dari penemuan Guilerino Marconi dari Italia yang membuat alat telegraf tanpa kawat yang kemudian memacu perkembangan ilmu telekomunikasi radio. Sejak itu, ilmu telekomunikasi radio berkembang seiring dengan perkembangan ilmu elektronika.
Selanjutnya, James Clerk Maxwell juga telah meletakkan dasar-dasar teknik komunikasi radio. Tahun 1864 ia mengemukakan teori elektromagnetisme dengan pendekatan matematis.
Berikutnya, ahli lain mengembangkan perangkat pembangkit gelombang elektromagnetik. Alat komunikasi massa yang berupa radio sangat popular dan memasyarakat di Indonesia. Dilihat dari perkembangannya, siaran radio di Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. Ketika pecah Perang Dunia I, pemerintah Hindia Belanda dan Kerajaan Belanda merasakan perlunya ada hubungan yang cepat antara kedua wilayah itu (Indonesia dan negeri Belanda). Hal ini terutama untuk menyampaikan peratuaran pemerintah dan berita, baik yang bersifat biasa maupun yang rahasia. Untuk sangat diperlukan adanya radio. Sejak itulah timbul semangat keradioan di kalangan orang-orang Belanda di negeri jajahan. Dengan bantuan Jawatan pos, telepon dan telegraf, Belanda mendirikan pemancar-pemancar, misalnya di Bandung.
b) Televisi
Di Indonesia, televisi merupakan alat komunikasi yang sangat efektif.
(1) Pertumbuhan dan Perkembangan Televisi
Salah satu sistem televisi mula pertama diperkenalkan oleh George Carey, sekitar tahun 1875. Televisi ini dikenal dengan televisi mekanis. Tahun 1884 menyusul Paul Nipkon juga mengembangkan televisi denagn cakram berputar. Perkembangan sistem televisi secara langsung maupun tidak langsung sangat dibantu oleh penemuan-penemuan alat elektronik, antara lain penemuan tabung sinar katode oleh K.F. Braun pada tahun 1904, penemuan kode tabung hampa oleh I.A. Fleming dan penemuan triode tabung hampa oleh Lee De Forest pada tahun 1906. Penemuan-penemuan ini kemudian memunculkan televisi.
Pada tahun 1926 Baird untuk pertama kali berhasil mendemonstrasikan televisi yang dipancarkan secara listrik. Sekalipun gambarnya belum begitu sempurna, tetapi itulah televisi modern pertama. Setelah itu, kemudian diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. Dikembangkanlah sistem televisi elektronik.
Hal ini mulai dikembangkan pada tahun 1932. Tahun 1935 sudah dilakukan penyiaran-penyiaran televisi, misalnya di Jerman, terus berkembang di Amerika dan Negara-negara Eropa yang lain, Bahkan Bred, Bell dan Frank Gray, masing-masing telah mencoba mengembangkan sistem pemancaran televisi warna.
(2) Perkembangan Televisi di Indonesia
(a) TVRI
Indonesia tidak ingin ketinggalan dalam bidang informasi dan komunisi dengan media televisi. Mulailah dirintis penyiaran melalui televisi, yang kemudian disebut dengan TVRI (Televisi Republik Indonesia). Munculnya siaran televisi di Indonesia, mula pertama didorong oleh keinginan pemerintah untuk meliput acara Asian Games IV di Jakarta pada tahun 1961. Didorong oleh keinginan itu, maka pemerintah membentuk Panitia Persiapan Televisi yang dipimpin oleh R.M. Sunaryo (Direktur Urusan Teknik Jawatan radio) sebagai wakil.
Di bawah naungan Panitia Pelaksana Asian Games IV, TVRI pada tanggal 17 Agustus 1962, melakukan siaran perdananya. Waktu itu TVRI meliput upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI.
(b) Televisi Swasta
Media televisi terus berkembang dam sangat populer di kalangan rakyat Indonesia. Bahkan dalam perkembangannya di samping TVRI, juga muncul televisi-televisi swasta. Untuk menopang dana, televisi swasta diizinkan menyiarkan iklan. Televisi swasta hanya berbentuk siaran saluran terbatas, maksudnya siaran tidak begitu saja dapat diterima di setiap TV, tetapi kalau ingin melihat siaran televisi swasta para pemirsa harus memiliki dekader di pesawat penerima.
Pada tanggal 24 Agustus 1989, Presiden Soeharto meresmikan TV swasta pertama, yang dikelola oleh PT RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) di Jakarta. Kemudian, tanggal 24 Agustus 1990 mengudara pula televisi swasta yang kedua yang diselenggarakan oleh PT Surabaya Citra Televisi yang kemudian berubah nama SCTV (Surya Citra Televisi) di Surabaya.
Pada tahun 1990, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan baru di bidang penyiaran televisi. Perusahaan swasta PT CTPI (Cipta Televisi Pendidikan Indonesia) diberi izin untuk menyiarkan mata acara khusus pendidikan dengan nama TPI (Televisi Pendidikan Indonesia). Siaran pendidikan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1991. Siarannya dilangsungkan pada pagi hari. Juga diizinkan melakukan siaran iklan selama tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan.

Peralatan mula-mula menggunakan perlengkapan milik TVRI, sebelum menyelesaikan pembangunan gedung studio dan pemancarnya sendiri. Kemudian muncul pula televisi swasta Indosiar, Lativi, Trans TV, Trans 7, Global TV, dan TV swasta lainnya. Dengan perkembangan televisi baik pemerintah (TVRI) maupun televisi swasta telah semakin memasyarakatkan media televisi. Bahkan siaran-siarannya semakin menarik masyarakat. Televisi telah tampil sebagai sarana informasi dan komunikasi yang sangat efektif.
Menjamurnya TV swasta dengan berbagai program yang dutayangkan, ternyata telah banyak mengubah perilaku dan budaya masyarakat, termasuk masyarakat di tingkat pedesaan. Di satu sisi, masyarakat semakin luas wawasan pengetahuannya namun di sisi lain budaya masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai budaya Timur, secara perlahan-lahan telah berubah cenderung mengikuti budaya Barat yang bisa jadi bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat dan norma-norma agama. Siaran-siaran radio, tayangan televisi dan gambargamabr di media cetak, ternyata ada yang telah mendorong untuk melakukan kegiatan pelecehan dengan berbagai bentuk. Begitu pula pada tatanan moral televisi kurang memberikan sesuatu yang baik.
3) Sistem Transportasi dan Sarana Perhubungan
Sesuai dengan keadaan Negara Indonesia, terdiri dari banyak pulau, maka dikembangkan sistem transportasi, baik darat, udara, maupun laut. Di samping kelengkapan sarana prasarananya, juga dituntut sistem transportasi yang nyaman, cepat, dan aman. Oleh karena itu dari Pelita ke Pelita sarana dan prasarana perhubungan terus diusahakan untuk ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.
Dengan ditingkatkannya sarana-prasarana perhubungan baik kuantitas maupun kualitasnya, maka dengan lancar dapat menghubungkan daerah satu dengan daerah yang lain. Hal ini telah mendekatkan dan mengakrabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain.
Peningkatan pembangunan di bidang perhubungan juga telah meningkatkan peranan dan fungsi perhubungan dalam memberikan keanekaragan jasa dengan pola pelayanan yang semakin seimbang, terpadu dan saling mengasihi, sehingga distribusi hasil produksi ke seluruh wilayah tanah air dapat berjalan lancar dan aman.
Upaya peningkatan efesiensi dan efektivitas penyediaan jasa perhubungan juga telah dilakukan dengan penyempurnaan peraturan-peraturan di bidang perhubungan, pengelolaan, dan kelembagaan. Dengan ini diharapkan keandalan dan mutu pelayanan pada masyarakat dapat ditingkatkan, tanpa harus dihambat oleh berbagai pungutan liar. Pemerintah juga diharapkan dapat menyediakan alat transportasi dalam jumlah yang cukup, sehingga tidak menimbulkan masalah bagi masyarakat, misalnya masa-masa liburan sekolah dan lebih-lebih pada situasi Idul Fitri. Tetapi juga teknologi perhubungan juga akan mengalami hal-hal yang sangat membahayakan bagi umat manusia. Kelengahan akan manusia menyebabkan banyak kecelakaan dibidang transportasi yang banyak memakan korban jiwa.



a) Perhubungan Darat
(1) Angkutan Jalan Raya
Perhubungan dan angkutan darat merupakan sektor yang sangat dominan bagi masyarakat umum. Sebab angkutan darat relatif lebih murah. Untuk itu upaya peningkatan sarana dan prasarana terus dilakukan. Untuk prasarana jalan, sasaran utama kebijaksanaan pembangunan adalah peningkatan kemampuan struktur serta kapasitas jalan secara bertahap dan menyebar yang disesuaikan dengan pertumbuhan lalu lintas yang ada di masing-masing daerah.
Pembangunan ini juga disesuaikan dengan kemampuan dana dan daya yang tersedia. Untuk mendukung kebijaksanaan tersebut dilaksanakanlah program-progam rehabilitasi dan pemeliharaan jalan, peningkatan jalan dan jembatan serta pembangunan jalan dan jembatan baru.
Sarana angkutan semakin meningkat jumlahnya. Jadi, dengan adanya jalan-jalan yang baik telah mendorong perusahaan angkutan untuk meningkatkan sarana angkutan. Sebagai contoh peningkatan kendaraan bus DAMRI. Armada bus DAMRI sudah berhasil diremajakan tahap demi tahap guna melayani angkutan sampai daerah terpencil.
(2) Angkutan Kereta Api
Pelaksanaan pembangunan di sektor angkutan kereta api terutama dilakukan dengan rehabilitasi serta peningkatan prasarana dan sarana. Jalan-jalan kereta api direhabilitasi dan memfungsikan stasiun-stasiun kereta api yang ada secara efektif. Juga memperbaiki, meremajakan dan menambah jumlah gerbong serta meningkatkan mutu peralatan.
Perbaikan dan peningkatan mutu peralatan kereta api ternyata memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Pelayanan angkutan kereta api dapat diperluas dan mutunya dapat ditingkatkan. Khusus yang menyangkut transportasi manusia telah diselenggarakan perjalanan kereta api baru di seluruh Indonesia. Misalnya ada kereta Bima I dan Bima II, Mutiara Utara, Mutiara Selatan, dan Senja Utama. Kemudian juga telah diresmikan kereta api Parahiyangan untuk jurusan Jakarta-Bandung. Kemudian, ada kereta api listrik Jabotabek, Patas, Sriwijaya untuk Tanjungkarang-Kertapati, Lancang Kuning untuk Tanjung Balai-Medan, dan lain-lain.
Di samping itu juga dioperasikan berbagai macam kereta ekonomi, dan dalam perkembangan sekarang telah dioperasikan kereta api eksklusif. Dalam perkembangan terakhir ini, telah dioperasikan kereta api cepat, Jakarta-Surabaya yang hanya ditempuh sekitar 9 jam.
Kereta api juga dikembangkan sebagai alat angkut barang hasil produksi pertanian, perkebunan, industri, dan pertambangan. Seiring dengan meningkatnya hasil-hasil pembangunan, maka kereta api barang juga terus ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya.
b) Penyeberangan dan Transportasi Laut
Sesuai dengan keadaan Indonesia yang berpulau-pulau, maka kegiatan penyebrangan dan transportasi angkutan laut menjadi semakin penting. Oleh karena itu, pembangunan si bidang perhubungan laut diharapkan dapat memperlancar arus barang dan penumpang antarpulau. Pelayaran dalam maupun luar negeri untuk memajukan kegiatan perdagangan ekspor maupun impor dan pemerataan pemabangunan terus ditingkatkan. Untuk kepentingan itu maka terus ditingkatkan jumlah dan kualitas sarana-prasarana perhubungan laut. Selain itu juga diusahakan peningkatan efisiensi pengelolaan agar dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan misalnya rehabilitasi., penggantian dan penambahan sarana prasarana seperti armada pelayaran, fasilitas pelabuhan, pengerukan alur pelayaran dan penyeberangan, keselamatan pelayaran, kesyahbandaran, telekomunikasi, navigasi, serta fasilitas pengamanan laut dan pantai.
c) Transportasi Udara
Seiring dengan kemajuan zaman, transportasi udara ternyata semakin berkembang. Sampai tahun keempat Repelita IV, usaha untuk melakukan rehabilitasi dan peningkatan sarana prasarana perhubungan udara, terus dilakukan. Beberapa usaha peningkatan itu, misalnya peningkatan kemampuan landasan udara, peningkatan peralatan keselamatan penerbangan dan penambahan sarana angkutan.
Dengan upaya rehabilitasi dan peningkatan tersebut akan meningkatkan frekuensi penerbangan. Perkembangan jasa angkutan udara dalam negeri dapat dilihat antara lain dari peningkatan baik jumlah penumpang maupun barang. Jumlah penumpang yang diangkut cenderung meningkat.
Untuk meningkatkan hubungan udara dengan daerah-daerah terpencil, dikembangkan pelayanan angkutan udara perintis. Angkutan udara perintis telah menggunakan pesawat DHC-6/Twin Otter dan pesawat C-212/Cassa. Angkutan untuk perintis cenderung meningkat.
Dengan adanya kemajuan dalam bidang transportasi ini, jelas membawa kelancaran dalam perekonomian masyarakat. Kemajuan dalam bidang ekonomi merupakan perubahan dalam bidang sosial dan kebudayaan.
C. Dampak Iptek Terhadap Masyarakat dan Budaya Setempat
Penerapan Iptek dalam pembangunan telah meningkatkan kehidupan masyarakat dan memajukan kehidupan bangsa dan negara di berbagai sektor. Namun harus disadari di balik semua itu ada dampak-dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup. Yang dimaksud lingkungan hidup dalam hal ini adalah menyangkut lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya. Lingkungan alam adalah segala kondisi alam baik yang organik maupun anorganik (tumbuh-tumbuhan, binatang, air, tanah, batuan, udara, dan lain-lain). Sedangkan lingkungan sosial adalah semua manusia yang ada di sekitar, baik perorangan maupun kelompok ( misalnya keluarga, teman sepermainan, tetangga, dan teman sekerja). Kemudian juga menyangkut lingkungan budaya, yakni hal-hal yang berkaitan dengan karya cipta dan hasil perbuatan atau tingkah laku manusia misalnya yang menyangkut gagasan, norma, kepercayaan, adat istiadat, pakaian, rumah, dan lain-lain.
1. Perubahan Tata Nilai
Berbagai penemuan teknologi telah membawa perubahan yang begitu cepat dalam tata kehidupan masyarakat. Perubahan itu antara lain cara orang bekerja, gaya hidup, dan tata nilai masyarakat. Berbagai penemuan dan penerapan teknologi telah membuka fase industrialisasi. Teknologi dan industrialisasi cenderung mempercepat tempo kehidupan, pengangkutan serba cepat, dan komunikasi secepat kilat.

Ciri masyarakat industrialis akan samgat tergantung pada produk teknologi. Ketergantungan ini telah mendorong pada pilihan-pilihan yang terkait dengan reward (keuntungan) dan cost (biaya). Untuk mencapai kesejahteraan hidup, orang cenderung untuk mendapatkan keuntungan dan memperkecil biaya. Hal ini telah mengarahkan manusia ke dalam paham materialisme. Akibatnya, ketergantungan manusia terhadap sesamanya semakin berkurang. Ikatan sosial tradisional akan semakin luntur dan beralih pada ikatan kepentingan dengan pertimbangan untung dan rugi. Muncullah tata nilai budaya yang individual materialistik. Nilai-nilai kegotong-royongan, terutama di lingkungan masyarakat kota mulai melemah.
2. Adanya Kesenjangan Sosial
Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Tetapi juga memunculkan kesenjangan sosial di masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya bahkan menjadi konglomerat, tetapi juga ada kelompok masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan. Mereka yang tidak menguasai teknologi akan semakin ketinggalan dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan sosial dan kerawanan keamanan.
3. Merosot dan Rusaknya Lingkungan Alam
Akibat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk, dan penerapan Iptek yang kurang bijaksana telah menimbulakan kemerosotan kualitas lingkungan alam. Bahkan tidak hanya merosot, tetapi juga mulai timbul kerusakan-kerusakan sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan yang berkaitan dengan merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam, sebagai berikut:
a) Kemerosotan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Alam
Merosotnya kualitas dan kuantitas sumber daya alam itu terjadi antara lain karena pemanfaatan lingkungan alam yang berlebihan melampaui kemampuan, sehingga alam itu sulit dipulihkan.. Perkembangan Iptek dipacu untuk mengejar keuntungan dan kesejahteraan diri manusia itu sendiri. Hal ini telah mendorong berbagai praktek teknologi yang mengeksploitasi sumber daya alam secara kurang bertanggung jawab, karena semata-mata untuk kemewahan. Akibatnya, sumber daya alam kita menjadi menipis.
Kualitas sumber daya yang mengalami kemunduran cukup parah adalah sumber daya air. Di berbagai wilayah, baik air tawar maupun air laut mulai mengalami pencemaran, misalnya karena tercampur dengan logam berat, adanya bakteri coli dan tinja. Sumber air tanah juga mulai tercemar oleh campuran air laut. Sebagai contoh di Jakarta sudah meresap sejauh 5-8 km dari pantai (jadi sudah sampai sekitar Monas).
b) Pencemaran oleh Limbah dan Bahan Berbahaya
Terjadi pencemaran pada berbagai sumber daya alam telah menurunkan fungsi dari sumber alam, seperti air, udara, tanah, dan bahan makanan. Pencemaran ini disebabkan oleh limbah, terutama dari kawasan industri. Yang paling dikhawatirkan adalah penggunaan bahan kimia yang berbahaya, seperti industri pestisida dan timbulnya limbah B3 (bahan beracun berbahaya) dari kawasan industri.

c) Meningkatnya Lapisan Gas CO2 dan Kenaikan Suhu Bumi
Akibat adanya dampak kamar kaca telah menyebabkan menebalanya lapisan gas CO2 yang menyelubungi bumi. Gas ini berasal dari penggunaan energi minyak, batu bara, dan gas. Panasnya gas yang menyelimuti bumi bisa berakibat meningkatnya suhu bumi atau perubahan iklim. Oleh karena bumi begitu panas dapat menimbulakan kebakaran hutan.
Menurut perkiraan dalam 50 tahun yang akan datang suhu bumi akan meningkat 1-3 derajat celcius di khatulistiwa dan 7 derajat celcius di kedua kutub. Akibatnya, gunung-gunung es di kutub akan mencair. Permukaan air laut naik dan dapat menenggelamkan daerah-daerah di pinggir laut. Sementara, daerah yang kering akan menjadi semakin kering.
d) Adanya Hujan Asam
Industri, khususnya pengeboran logam, pembangkit listrik batu bara dan penggunaan energi minyak, batu bara dan gas telah mengeluarakan berton-ton SO2, NO2, dan CO2. Hal ini akan berakibat turun hujan yang bersifat asam. Air hujan dengan kadar keasaman yang tinggi itu akan merusak hutan, menyebabkan berkaratnya benda-benda logam (jembatan, rel). Bahkan bangunan dari beton, marmer menjadi cepat rusak.
e) Lubang Lapisan Ozon
Lapisan tipis ozon (O3) pada ketinggian +-30 km di atas bumi telah makin menipis. Bahkan di beberapa tempat telah menjadi rusak (berlubang). Padahal lapisan ozon berfungsi menahan 99% dari radiasi sinar ultra violet yang berbahaya bagi kehidupan. Lapisan ozon ini rusak karena bahan kimia, gas penyemprot minyak wangi, dan mesin pendingin. Akibat rusaknya lapisan ozon dapat menimbulkan kanker kulit, kerusakan mata, dan kerusakan tanaman budidaya.
f) Adanya Bencana Alam Banjir
Bencana banjir terjadi karena ulah manusia yang tidak peduli dengan kelestarian lingkungan. Hanya karena ingin mengejar keuntungan, maka manusia telah melakukan penebangan hutan tanpa terkendali. Demi kepentingan bisnis, daerah-daerah jalur hijau berubah menjadi berbagai bangunan.
4. Kekhawatiran Manusia terhadap Persenjataan Kimia dan Nuklir
Perkembangan iptek tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan persenjataan canggih, termasuk senjata kimia dan nuklir. Hal ini dapat membahayakan kehidupan manusia.
5. Berkembangnya Kenakalan Remaja dan Kriminalitas
Perkembangan dan penerapan iptek telah mendorong terjadinya globalisasi. Dengan berbagai macam media, setiap orang termasuk para remaja mudah kena pengaruh nilai budaya lain, termasuk tingkah laku kekerasan. Media massa dan terutama televisi disebut-sebut sebagai salah satu media yang sangat besar pengaruhnya, khususnya bagi remaja dan manusia pada umumnya.
Muncullah kenakalan remaja antara lain karena adanya pengaruh dari luar melalui media massa termasuk film-film di televisi. Begitu juga berbagai bentuk kriminalitas juga dipengaruhi oleh media massa. Demikian uraian mengenai dampak penerapan IPTEK terhadap lingkungan hidup. Jadi, jelas penerapan IPTEK memiliki banyak keuntungan, tetapi juga ada dampak negatif yang harus dicari jalan pemecahannya. Selain dampak positif, perkembangan sistem informasi, komunikasi, dan transportasi juga memiliki dampak yang negatif.
Dengan adanya media informasi, komunikasi, dan transportasi ternyata telah membawa pengaruh nilai-nilai sosial budaya luar yang mulai menggeser budaya bangsa klasik yang adi luhung. Kehidupan individualistik mulai berkembang dan menggeser nilai-nilai kekerabatan dan gotong royong sebagian rakyat Indonesia.

Dengan semakin berkembangnya alat transportasi, juga menimbulkan dampak negatif. Semakin banyaknya kendaraan bermotor telah menimbulkan polusi, sehingga mengurangi kenyamanan, menganggu kesehatan setiap pemakai jalan, sering menimbulkan kecelakaan.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »